TEMPO.CO, Yogyakarta - Sobat Ambyar, sebutan untuk para penggemar Didi Kempot, bakal menikmati mega konser idola mereka di Jakarta. Didi Kempot mengkonfirmasi sudah ada sponsor yang mencoba menyiapkan mega konser itu untuknya.
"Sebenarnya sudah ada yang mengajak ngomong soal (mega konser) itu. Tapi belum (fix), sebentar lagi pasti akan ada beritanya," ujar Didi Kempot di Yogyakarta, Minggu 13 Oktober 2019. Penyanyi campursari ini mengaku sangat siap jika ada permintaan untuk menggelar mega konser seperti yang dilakukan musikus Tanah Air dan dunia di venue besar, seperti Stadion Gelora Bung Karno atau GBK Jakarta.
Pelantun Sewu Kuto dan Stadion Balapan itu menuturkan, akan sangat membanggakan jika bisa membawakan musik campursari di venue yang sama, seperti yang pernah disambangi oleh grup musik legendaris seperti Metallica, One Direction, hingga Bon Jovi, itu. "Kalau betul-betul mau diadakan mega konser di GBK seperti itu, saya akan sangat bangga sekali," ujar Didi Kempot.
Penyanyi bernama asli Dionisius Prasetyo itu tampak sangat antusias saat membicarakan rencana mega konser ini. Menurut dia, acara besar itu tinggal menyesuaikan dengan jadwal manggungnya yang kian padat.
Penampilan penyanyi campursari Didi Kempot di hari pertama pagelaran musik Synchronize Festival 2019 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, 04 Oktober 2019. Didi Kempot tampil dengan membawakan lagu berbahasa jawa diantaranya Stasiun Balapan, Kalung Emas, Cidro, Pamer Bojo hingga Pantai Kelayar. TEMPO/Nurdiansah
Entah tahun ini atau kapan mega konser itu, Didi belum membeberkannya. "Saya tentu sangat bersedia. Ada (konser) musik tradisional di situ (stadion GBK) saat malam tahun. Baru pasti akan sangat luar biasa," ujar pelantun Stasiun Balapan itu. "Insya Allah (mega konser) tahun ini."
Didi Kempot yang berjuluk The Godfather of Broken Heart bersyukur di era digital ini masih banyak masyarakat, khususnya anak muda yang mendengar dan mengapresiasi musik campursari. Penyanyi 52 tahun itu setia dengan aliran musik campursari dari era 1990 hingga sekarang.
"Alhadulillah, aku tuo-tuo isih iso golek duit (tua-tua tapi masih bisa bekerja cari uang). Masyarakat nom-noman (generasi muda) masih suka lagu tradisional juga," ujar Lord Didi.