Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manifesto Perupa

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Durjana terpampang di muka pintu Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Tubuhnya terbelah dengan kepala menghadap kiri, memandangi beberapa ekor burung yang hinggap di telapak tangannya. Patung karya Nyoman Nuarta ini karya pertama yang bisa dijumpai begitu datang ke Pameran Besar Seni Rupa Indonesia 2008 bertajuk "Manifesto". Dikuratori oleh Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, Farah Wardani, dan Kuss Indarto, pameran ini berlangsung pada 22 Mei-15 Juni 2008. Tema "Manifesto" merupakan pernyataan lebih dari 350 peserta pameran. Kata "manifesto" memang bisa terdengar politis karena cenderung berwujud sebuah pernyataan prinsip. "Tapi maksudnya di sini adalah hendak mengukuhkan pengertian 'seni' dan 'seni rupa'," ujar salah satu kurator pameran, Jim Supangkat, dalam katalog.Manifesto memamerkan hasil karya yang sengaja dipilih si seniman sendiri untuk ditampilkan asalkan karyanya mampu mewakili persepsi tentang "seni", baik itu karya baru maupun kumpulan karya sebelumnya. Maka pameran itu tak hanya dipenuhi patung-patung, tapi juga lukisan, fotografi, dan karya instalasi. Setelah Durjana, pengunjung bakal dikejutkan oleh sepuluh kepala robot yang dipampangkan di dinding pameran. Bola mata robot yang bisa melirik kanan-kiri ini karya Heri Dano. Ia diberi nama Watching the Marginal People. Selain bola matanya yang dapat bergerak, kedua alisnya terbuat dari susunan lampu kecil yang menyala kuning. Masuk ke dalam ruangan, ada sebuah tempat yang disulap menjadi kotak kenangan. Ini karya Agus Jolly berjudul Aku Kediri dan Tan Malaka. Seni instalasi tersebut merupakan refleksi seratus tahun Kebangkitan Nasional. "Tema Tan Malaka ini adalah orang-orang yang hilang dan yang sengaja dihilangkan oleh kekuasaan pemerintah," ujar Agus. Masih dalam bagian instalasi itu, Agus menghadirkan tumpukan lukisan abstrak yang ditata bak tenda dan disebut Agus sebagai makam. Agus juga menyuguhkan karya instalasi berjudul Munir Anak Malang yang Menentang (2004). Isinya berupa potongan berita kematian Munir dan miniatur pesawat. Tidak usah berkerut kening, karya ini jelas berbicara tentang kematian Munir. Pameran tak hanya berlangsung di dalam, tapi juga digelar di luar galeri. Di sana ada karya cantik milik Komroden Haro berjudul Semangat Kuda Putih. Kuda unicorn ini berbahan aluminium. Ada juga batu-batu yang digantung seolah memang jatuh dari langit. Yang menarik adalah patung perunggu wanita bersepeda berjudul Kehidupan. Sepeda tua karya Syahrizal Kato itu dibuat tanpa jari-jari. Bagian dalam lingkaran roda tampak melompong. Tampil juga karya tiga dimensi milik Nus Salomo dalam Motoman 2, sebuah karya patung manusia bermotor. Terus ada pula lukisan Artist at Traveler milik Guntur Timur yang cukup unik. Memandang lukisan ini serasa melihatnya dari balik jendela kaca. Di luar sana tampak jalanan setelah hujan yang masih ada rintiknya. Seseorang berbalut mantel tebal tengah berteduh. Tengok pula lukisan karya M. Pramono berjudul Driver Wanted yang menyuguhkan pelesetan. Gambar mobil Volkswagen Beetle hitam itu dipelesetkan menjadi Volkswomen lengkap dengan pose wanita berbusana menantang di dalam mobil itu. l AGUSLIA HIDAYAH
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

31 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.