TEMPO.CO, Yogyakarta - Film Bumi Manusia mendapat apresiasi dari Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Lewat fim ini penonton dapat belajar banyak hal, tak hanya dari ceritanya saja," ujar Sultan usai menghadiri acara meet and greet pemutaran film Bumi Manusia di Studio 1, Empire XXI, Yogyakarta Selasa, 13 Agustus 2019.
Sultan HB X menonton film besutan Hanung Bramantyo bersama permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, mengapresiasi film besutan sutradara Hanung Bramantyo, yang kisahnya mengadopsi buku Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer itu. Sultan menuturkan dari kisah Bumi Manusia yang difilmkan itu, orang bisa belajar berpikir kritis sekaligus belajar aspek sinematografi dalam film tersebut.
"Kita bisa melihat, bukan hanya sekadar cerita. Bagaimana kostum yang dipakai pada zaman itu, bagaimana aktingnya, bagaimana cameraman memainkan kameranya," ujar Sultan.
Gubernur DIY itu juga berharap apa yang disampaikan melalui film Bumi Manusia dapat memuaskan penonton, khususnya pecinta novel tersebut. Baik dari aspek cerita juga teknisnya. "Jadi saat selesai menonton film ini, penonton bisa puas, bukan hanya ceritanya, namun juga memahami bagian film ini secara utuh,” ujarnya. Ia pun mendoakan film Bumi Manusia sukses di pasaran.
Dalam kesempatan itu, hadir pula beberapa pemain film tersebut seperti Sha Ine Febriyanti, Mawar Eva de Jongh, Ayu Laksmi, dan Donny Damara.
Proses produksi film Bumi Manusia sendiri memakan waktu sekitar tiga bulan dengan lokasi syuting yang sebagian besar dilakukan di wilayah Yogyakarta. Termasuk salah satunya berada di studio Gamplong, Sleman, Yogyakarta.
Adapun inti sinopsis film yang berdurasi tiga jam ini bercerita tentang kisah kasih dua manusia yakni Annelies dan Minke, dengan situasi pada jaman penjajahan kolonial atau awal abad ke-20.
PRIBADI WICAKSONO