Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Bagaimana Karakter Gundala Dibuat Kemudian Jadi Film

image-gnews
Komik Gundala Putra Petir. Says.com
Komik Gundala Putra Petir. Says.com
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Komik legendaris superhero Indonesia, Gundala, diangkat ke layar lebar dan tayang serentak di bioskop Tanah Air pada Kamis, 29 Agustus 2019. Sutradara film Gundala, Joko Anwar menjanjikan pecinta superhero ciptaan mendiang Harya Suraminata atau Hasmi, 50 tahun silam itu akan mendapatkan romantismenya.

Sebelum film itu diputar, bagaimana Hasmi berjibaku melahirkan komik legendaris itu?

"Pak Hasmi sebenarnya terinspirasi sosok Ki Ageng Sela, yang dalam sejarah punya kesaktian menangkap petir," ujar istri Hasmi, Mujiyati yang akrab disapa Plenok ditemui di Yogyakarta, Sabtu 10 Agustus 2019 lalu. Ki Ageng Sela merupakan tokoh perintis, leluluhur raja-raja Kasultanan Mataram yang juga kakek Panembahan Senopati yang menjadi Sultan Kerajaan Mataram pertama.

Hasmi, menurut Mujiyati, meski berkiblat dari komik Amerika saat itu, ingin menciptakan sendiri sosok pahlawan super yang berangkat dari inspirasi lokal. Ide itu pun dia sampaikan ke sebuah penerbit kala itu dan disetujui.

Nama Gundala sebenarnya hanya menggunakan bahasa Jawa dari petir yakni Gundolo, sebagai bagian kesaktian Ki Ageng Selo. "Kalau dalam bahasa Jawa, Gundolo itu artinya petir. Itu yang diambil Pak Hasmi jadi nama Gundala saat membuat komik di tahun 1969," ujar Mujiyati. Dalam keseharian masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, pelafalan huruf 'a' pada suatu kata lazimnya diucapkan sebagai huruf 'o'. Seperti Antasena menjadi Ontoseno.

Mujiyarti, istri Hasmi yang menciptakan karakter pahlawan super Indonesia, Gundala. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Mujiyati menuturkan lahirnya Gundala juga tak tiba-tiba. Pertama, Hasmi menciptakan komik dengan tokoh superhero Maza yang muncul tahun 1968, setahun sebelum Gundala lahir. Namun Maza tak berlanjut ketika Gundala mulai digeber Hasmi. "Terakhir, Gundala itu dibuat bapak sampai tahun 1982. Mungkin lebih dari 50 judul Gundala yang telah dibuat," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mujiyati mengungkap saat Gundala digarap, Hasmi juga menyambi mengerjakan order komik lain saat itu. Misalnya komik silat dan perjuangan. Gundala pun tidur lama. Baru pada 2003-2004 Gundala kembali hadir sebagai salah satu tokoh superhero Indonesia dalam komik Patriot yang dibuat studio Bumi Langit. Namun Hasmi saat itu sudah tak terlalu banyak terlibat, hanya sebagai penasehat.

Tahun 2009-2010, ujar Mujiyarti, komik-komik lokal, termasuk Gundala dikemas ulang dan mulai menggeliat lagi di pasar pecinta komik. "Saat komik lokal menggeliat lagi itu, bapak berharap semakin banyak komikus muda lahir dengan karya mereka untuk mengimbangi dominasi komik Jepang," ujarnya.

Mujiyati menuturkan, almarhum suaminya merupakan sosok pemikir sekaligus suka bercanda. Saat membuat komik, Hasmi bisa duduk berjam-jam atau berjalan mondar-mandir di dalam dan luar rumah untuk mencari ide cerita. Tak peduli jam berapa saat itu, jika sudah mendapatkan ide, Hasmi bergegas meraih kertas seadanya yang ada di dekatnya untuk mulai menulis.

"Makanya bapak selalu meminta saya tak menyentuh atau membereskan kertas berserakan di rumah karena di situ ide idenya ditulis sebelum dibuat dalam cerita komik," ujarnya. Hasmi, ujar Mujiyati, juga sosok yang gampang terbawa mood. Jika hasrat menulisnya tinggi satu judul komik bisa selesai tiga hingga empat hari saja. Namun jika mood-nya hilang, satu seri komik bisa rampung tiga bulan.

Hasmi telah tutup usia pada 6 November 2016 di usia 69 tahun. Karya komik superhero Indonesia yang dinaungi di bawah Bumi Langit diteruskan oleh komikus-komikus Bumi Langit hingga saat ini. Mujiyati bersyukur Gundala bisa diangkat menjadi film layar lebar tahun ini. "Kami senang Pak Joko Anwar yang memproduksi Gundala. Lewat film ini, akan makin banyak yang mengapresiasi karya almarhum Hasmi," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

11 jam lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


3 Pencapaian Film Badarawuhi di Desa Penari

19 jam lalu

Poster Badarawuhi di Desa Penari. Foto: Instagram.
3 Pencapaian Film Badarawuhi di Desa Penari

Film Badarawuhi di Desa Penari telah tayang 11 April 2024


Film Siksa Kubur Vs Badarawuhi di Desa Penari, Adu Akting Faradina Mufti dan Aulia Sarah

23 jam lalu

Faradina Mufti /Foto: Instagram/Faradina Mufti
Film Siksa Kubur Vs Badarawuhi di Desa Penari, Adu Akting Faradina Mufti dan Aulia Sarah

Kesuksesan dua film horor Indonesia, Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari datang dari akting pemeran utamanya, Faradina Mufti dan Aulia Sarah.


Faradina Mufti dan Reza Rahadian Perankan Karakter Utama Sita dan Adil dalam Film Siksa Kubur

23 jam lalu

Film Siksa Kubur. Dok. Come and See Pictures
Faradina Mufti dan Reza Rahadian Perankan Karakter Utama Sita dan Adil dalam Film Siksa Kubur

Pemeran film Siksa Kubur, Reza Rahadian dan Faradina Mufti sebagai Adil dan Sita menjadi tokoh sentral film ini. Begini karakternya.


Pencapaian Film Siksa Kubur Setelah Tayang pada Libur Lebaran

1 hari lalu

Sejumlah pemeran dan Sutradara film 'Siksa Kubur' foto bersama usai press conference di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu, 3 April 2024. Film horor berjudul Siksa Kubur karya Joko Anwar tersebut dijadwalkan tayang mulai 11 April 2024 di bioskop Indonesia. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pencapaian Film Siksa Kubur Setelah Tayang pada Libur Lebaran

Film Siksa Kubur telah ditonton lebih dari 1.401.717 sampai hari kelima


Sinopsis Siksa Kubur, Film Karya Joko Anwar Raih 1,4 Juta Penonton di Hari ke-5 Penayangan

1 hari lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Sinopsis Siksa Kubur, Film Karya Joko Anwar Raih 1,4 Juta Penonton di Hari ke-5 Penayangan

Film Siksa Kubur menceritakan tentang siksa kubur yang terjadi setelah seseorang dikuburkan.


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

2 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

3 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


Joko Anwar dan Kimo Stamboel Saling Dukung di Tengah Persaingan 2 Film Horor, Mau Berkolaborasi?

3 hari lalu

Joko Anwar dan Kimo Stamboel. Foto: Instagram.
Joko Anwar dan Kimo Stamboel Saling Dukung di Tengah Persaingan 2 Film Horor, Mau Berkolaborasi?

Joko Anwar bertemu dengan Kimo Stamboel membahas dua film horor mereka yang sedang diperbincangkan dan hendak berkolaborasi?


Sampai Hari ke-4, Badarawuhi di Desa Penari Ungguli Siksa Kubur

3 hari lalu

Poster Badarawuhi di Desa Penari. Foto: Instagram.
Sampai Hari ke-4, Badarawuhi di Desa Penari Ungguli Siksa Kubur

Hingga hari keempat penayangan pada Ahad, 14 April 2024, film Badarawuhi di Desa Penari masih ungguli Siksa Kubur.