TEMPO.CO, Surabaya - Adipati Dolken mengungkapkan hal terberat saat dia bermain di film Perburuan. Film ini diangkat dari novel berjudul sama karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Sutradara Richard Oh membuat cerita dalam novel Perburuan menjadi menarik diangkat ke layar lebar tanpa menghilangkan esensi dan pesan-pesannya. Bagi Adipati Dolken yang berperan sebagai tokoh utama, Hardo, film ini membawa tantangan yang cukup besar.
"Dialog di film sama dengan novel karya Pramoedya Ananta Toer. Dan itu dialog-dialog berat," kata Adipati Dolken seusai gala premier film Bumi Manusia di Surabaya, Jawa Timur, Jumat 9 Agustus 2019. "Dialognya bisa sampai 13 lembar sesuai dengan apa yang ada di buku."
Adipati Dolken diarak menggunakan mobil sebelum gala premier film Bumi Manusia dan Perburuan di Surabaya, Jumat 9 Agustus 2019. Falcon Pictures
Film Perburuan, menurut Adipati, berbeda dari film-film yang pernah dia mainkan sebelumnya. Film ini sarat dengan bahasa sastra dan mesti memahami konteksnya. Film Perburuan bercerita tentang enam bulan setelah kegagalan PETA melawan Nippon.
Saat itu, Hardo kembali ke kampung halamannya di Blora. Kehadirannya segera tercium oleh Nippon dan dia mulai dikejar. Dalam sebuah pengejaran selama satu hari dan malam menjelang proklamasi kemerdekaan, sebuah drama perjuangan terungkap.
Adipati Dolken mengambil ilmu dari karakter Hardo yang dia mainkan. Salah satunya tentang bagaimana memperjuangkan sesuatu yang diyakini. "Kalau kamu punya ideologi yang benar, perjuangkanlah karena pasti akan terjadi meski entah kapan," ujar aktor 27 tahun, ini.