Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menabrak Pakem Seni Trimatra

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, : Sosok laba-laba raksasa itu lebih mirip robot tinimbang karya patung. Kawat-kawat berseliweran menjuntai ke lantai menopang tubuhnya yang berbentuk tempurung setengah lingkaran yang terbuat dari logam kinclong. Tingginya hanya 80 sentimeter, sehingga pengunjung yang ingin melihat detail karya ini harus membungkuk. Karya Lutse Lambert, 32 tahun, ini adalah satu dari 27 karya patung yang dipamerkan di Galeri Langgeng, Magelang, Jawa Tengah, pada 4-18 Mei. Patung bertajuk Laba-laba ini tak diletakkan di atas landasan sebagaimana perlakuan terhadap karya patung secara konvensional. "Ada kecenderungan seni patung tak lagi melulu dilihat sebagai sesuatu yang normatif: masif, berat, abadi, dan diletakkan pada landasan," Asikin Hasan menuliskan pada konsep kuratorial. Dalam pameran bertajuk "Off Base" ini muncul semangat melenceng dari pakem patung konvensional. Tema tersebut dimaknai sebagai sikap untuk meninggalkan konvensi dalam praktek penciptaan karya patung. Karya Ichwan Noor, 48 tahun, berupa bentuk tangan dari bahan stainless steel yang dipadukan dengan alat ketam yang biasa dipakai tukang kayu mencengkeram ujung kayu berbentuk persegi. Karya ini cukup digantung menempel dinding. Pengingkaran terhadap tradisi seni patung juga tampak pada kebanyakan karya lainnya. Karya Dunadi, 48 tahun, misalnya, berupa sosok perempuan telanjang dalam posisi tubuh condong ke depan duduk di lantai dengan kaki ditekuk ke atas. Dunadi menghiasi sekujur tubuh patungnya itu dengan cat akrilik berbentuk bunga mawar dan tangkainya dari ubun-ubun hingga ujung kaki. Praktek mewarnai patung sesungguhnya menabrak pakem seni patung yang harus menampakkan karakter asli material. Tengoklah karya Ichwan Noor berjudul Torso. Tak terlihat jejak bahan aluminium pada karyanya karena seluruh permukaan lekuk tubuh perempuan itu disapu cat merah menyala. Bahkan pematung Syahrizal Koto, 48 tahun, yang selama ini tertib dengan konsep patung konvensional, menyapu permukaan karya patungnya dari bahan fiberglass dengan warna. Pramono Pinunggul, 48 tahun, menggunakan bahan silikon serta fiberglass merah dan hijau untuk membuat citraan petai (Parkia specioca) yang bijinya berbentuk jabang bayi. Menghilangkan karakter asli material patung dengan mewarnai patung sebenarnya bukan hal baru. Gregorius Sidharta (almarhum) sudah mewarnai karya patungnya pada 1970-an. Pengingkaran terhadap pakem juga muncul dalam penggunaan benda-benda jadi ataupun benda temuan (found object) pada karya yang cenderung karya instalasi. Supar Mardiyanto, 45 tahun, misalnya, yang mengusung pintu kayu lawas ke ruang pameran. Di bagian bawahnya ada abstraksi bentuk rumah dari bahan perunggu. Demikian juga Hedi Heriyanto, yang mempertemukan materi yang tak biasa dalam karya patung konvensional: plastik, air, dan logam. Karyanya berupa lembaran plastik yang dibentuk menjadi tabung berisi air yang diberi keran yang biasa dipakai pada dispenser. Di atas karya bertajuk Negosiasi ini diletakkan bentuk angka 01 dari baja kinclong. Kecenderungan menerabas pakem seni rupa konvensional memang sulit dihindari ketika sekat di antara cabang seni rupa sudah terbuka lebar, penggunaan materi dan medium lebih beragam, teknik lebih praktis, dan cara pandang lebih longgar terhadap seni visual. Kadang muncul penyederhanaan yang cenderung mengesampingkan kedalaman estetika. Apalagi mulai banyak pematung yang berjarak dengan pernik aspek teknis dengan menyerahkan pengerjaan karya kepada tukang. Padahal pencapaian kedalaman estetika tak lepas dari penguasaan kemampuan teknis. l RAIHUL FADJRI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.