Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muhammadiyah - NU Bikin Film Bareng Tentang Pendiri Masing-masing

image-gnews
Penandatangan nota kerjasama pembuatan film Jejak Langkah Dua Ulama antara Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Solahuddin Wahid (dua dari kiri) dan Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah Sukriyanto AR (tiga dari kiri) disaksikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir (paling kanan) di Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu, 24 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Penandatangan nota kerjasama pembuatan film Jejak Langkah Dua Ulama antara Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Solahuddin Wahid (dua dari kiri) dan Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah Sukriyanto AR (tiga dari kiri) disaksikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir (paling kanan) di Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu, 24 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Iklan

TEMPO.CO, YogyakartaMuhammadiyah dan Nahdlatul Ulama atau NU berkolaborasi membuat film Jejak Langkah Dua Ulama. Film ini berkisah tentang pendiri masing-masing ormas tersebut, yakni Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari.

Film Jejak Langkah Dua Ulama ini dibuat oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga atau LSBO PP Muhammadiyah dan Pondok Pesantren Tebu Ireng. Adalah Sigit Ariansyah yang menjadi sutradara dengan dua produser, yaitu Andika Prabhangkara dari LSBO Muhammadiyah dan Abdullah Aminuddin Azis dari Pondok Pesantren Tebu Ireng.

"Kedua tokoh ini menjadi role model generasi baru tentang Islam karena mengenalkan Islam yang memberi pembaruan dan kemajuan," kata Ketua Umum PP Muhammadiah Haedar Nasir saat launching kerja sama pembuatan film Jejak Langkah Dua Ulama di ruang pertemuan Gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Rabu, 24 Juli 2019. Film yang akan diputar pada September - Oktober 2019 itu mengisahkan keteladanan kedua pendiri Muhammadiyah dan NU sedari muda hingga tua. Mereka memberikan pembaruan dakwah Islam secara damai, toleran, dan santun.

Kedua tokoh tersebut hidup di zaman yang sama, hanya berselisih 4 sampai 5 tahun dan memiliki konsentrasi di bidang pendidikan. Ahmad Dahlan dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah pada 1912 dan sebelumnya telah mendirikan Madrasah Diniyah Al Islamiah pada 1911 yang dikenal sebagai sekolah awal Muhammadiyah. Sedangkan Hasyim Asy’ari mendirikan NU pada 1926 dan sebelumnya telah mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng pada 1899.

(kiri ke kanan) Sutradara Film Jejak Langkah 2 Ulma Sigit Ariansyah, Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Solahuddin Wahid, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, dan Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah Sukriyanto AR di Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu 24 Juli 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, Haedar Nasir menjelaskan, tak menutup kemungkinan generasi saat ini tak ada yang peduli dengan sejarah. Meskipun Ahmad Dahlan adalah tokoh Muhammadiyah, Haedar meyakini sebagian besar kader Muhammadiyah tak tahu di mana ulama tersebut dimakamkan.

Adapun generasi di luar Muhammadiyah dan NU, menurut Haedar Nasir hanya menempatkan keduanya sebagai tokoh primordial Muhammadiyah dan NU. "Mereka lupa bahwa keduanya adalah tokoh umat dan bangsa, lintas dunia Islam untuk menyampaikan simbolisasi Islam yang Rahmatan lil alaamiin," kata Hedar. "Perlu belajar tokoh-tokoh masa lalu untuk proyeksi bangsa hari ini dan ke depan. Film ini menjadi jembatan untuk generasi baru tentang sejarah."

Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Shalahuddin Wahid menyambut baik pembuatan film Jejak Langkah Dua Ulama dengan beberapa pertimbangan. "Dua tokoh ini hidup di antara empat tokoh 'raksasa' umat Islam. Jadi memang perlu dibuat filmnya," kata Gus Sholah.

Empat tokoh yang dimaksud adalah HOS Cokroaminoto dan KH Agus Salim serta KH Samanhudi dan Haji Rasul, ayah dari Buya Hamka. Mereka hidup pada zaman yang sama dengan selisih usia yang tak jauh berbeda. Sementara tokoh bangsa lainnya pada masa itu adalah RA Kartini, Dewi Sartika, Douwes Dekker, dokter Cipto Mangunkusumo, juga Ki Hadjar Dewantara. Beberapa tokoh tersebut juga dihadirkan di dalam film tersebut.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua KPU Hasyim Dilaporkan ke DKPP atas Tuduhan Tindak Asusila kepada Anggota PPLN

13 jam lalu

Kuasa hukum seorang perempuan anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), melaporkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Kamis, 18 April 2024. Hasyim dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu karena melakukan perbuatan asusila. Tempo/Yohanes Maharso
Ketua KPU Hasyim Dilaporkan ke DKPP atas Tuduhan Tindak Asusila kepada Anggota PPLN

Ketua KPU Hasyim dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu karena melakukan perbuatan asusila pada anggota PPLN.


'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

6 hari lalu

Opor ayam merupakan salah satu makanan wajib yang harus ada di perayaan Idul Fitri. Berikut resep opor ayam mudah dan enak yang bisa dibuat di rumah. Foto: Canva
'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.


Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

9 hari lalu

Presiden Jokowi ajak anak panti asuhan belanja baju lebaran di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 9 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah


Tetapkan 1 Syawal pada 10 April, Catat Lokasi Salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di Jakarta

9 hari lalu

Jamaah menyimak ceramah usai salat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, 22 April 2023. Setelah salat, warga berbaris untuk menyalami Kepala Staf Angkatan Darat, Dudung Abrurachman, dan Panglima Kodam III Siliwangi, Kunto Arif Wibowo.TEMPO/Prima Mulia
Tetapkan 1 Syawal pada 10 April, Catat Lokasi Salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di Jakarta

Berikut lokasi salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di wilayah Jakarta.


Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

9 hari lalu

Umat Islam melaksanakan salat Tarawih di Masjid Machfudz Jalan Mulyorejo Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 10 Maret 2024. Warga Muhammadiyah di kawasan tersebut menggelar salat Tarawih pertama pada Minggu malam. ANTARA/Didik Suhartono
Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

Keputusan berdasar pada Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang jadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.


Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

9 hari lalu

Ilustrasi buah manggis (Pixabay.com)
Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Buah manggis dengan rasa asam manis cocok dikonsumsi penderita diabetes. Mengapa demikian?


Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

9 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

Menentukan 1 syawal Idul Fitri atau lebaran terdapat metode hisab dan rukyatul hilal. Apa perbedaan kedua sistem itu?


Muhammadiyah Perkirakan Lebaran Berlangsung Bersamaan, Idul Fitri di Saudi 10 April

10 hari lalu

Warga berjabat tangan usai melaksanakan Salat Idul Fitri di Desa Darmaraja, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu 22 April 2023. Tradisi bersalaman massal Lebaran antardusun tersebut dilaksanakan pada perayaan Idul Fitri 1444 H dengan tujuan untuk saling memaafkan dan menjaga tali silahturahim serta memperkokoh kerukunan antarumat beragama. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Muhammadiyah Perkirakan Lebaran Berlangsung Bersamaan, Idul Fitri di Saudi 10 April

Muhammadiyah memperkirakan 1 Syawal 1445 Hijriah atau Idul Fitri 2024 bakal berlangsung bersamaan antara pemerintah dan Muhammadiyah.


Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

10 hari lalu

Masyarakat Negeri Wakal, Maluku Tengah saat menggelar salat Idul Fitri 1445 di Masjid Nurul Awal Wakal, Senin. ANTARA/Winda Herman
Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?


KPU akan Bentuk Badan Ad Hoc Pilkada 2024, Pengamat Ingatkan Soal Keterbukaan

10 hari lalu

Ketua Komisioner Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asyari bersama anggota komisioner KPU lainnya dalam konferensi pers di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu malam, 18 Maret 2024. TEMPO/Defara
KPU akan Bentuk Badan Ad Hoc Pilkada 2024, Pengamat Ingatkan Soal Keterbukaan

Bawaslu akan membentuk badan ad hoc Pilkada 2024 lebih awal dibanding KPU.