TEMPO.CO, Jakarta - Didi Kempot bangga dengan julukan Godfather of Broken Heart atau Dewa Patah Hati yang disematkan oleh para pengagumnya.
Pria 52 tahun ini merasa gembira pengagumnya memiliki wadah komunitas yang digarap secara serius. Julukan tersebut dibuat oleh para Solo Sad Bois Club, komunitas penggemar yang kebanyakan diisi oleh kaum muda.
Didi Kempot memilih membawakan lagu tentang patah hati karena ingin orang tak sekadar mendengar, tapi juga meresapi maknanya. "Itu yang membuat banyak orang hapal dengan lagu-lagunya," kata Didi Kempot saat ditemui Tempo, Minggu malam 16 Juni 2019.
Menurut Didi Kempot, sekitar 95 persen lagunya memang bertema tentang patah hati. Beberapa di antaranya adalah Cidro, Pamer Bojo, Banyu Langit, hingga lagu Janji Palsu. "Sampai sekarang ada 700-an lagu yang telah saya buat," katanya.
Poster Didi Kempot bakal menyanyi di Jakarta, Selasa 23 Juli 2019.
Lagu-lagu tersebut membuat Didi Kempot mampu menjadi seniman papan atas di genre musik campursari. Penggemarnya bukan hanya berasal dari warga Indonesia, namun juga sampai di Belanda dan Suriname. "Campursari juga ternyata disukai oleh generasi millenial," katanya.
Nama Didi Kempot tiba-tiba populer di jagat maya dalam sepekan terakhir. Videonya saat tampil di Taman Balekambang Solo menjadi viral di media sosial. Bahkan, namanya sempat menjadi topik terpopuler di Twitter Indonesia.
Hal itu membuat beberapa penggemarnya membentuk wadah Solo Sad Bois Club dan memberikan julukan Godfather of Broken Heart kepada Didi Kempot. Pembentukan komunitas itu dilakukan di Rumah Blogger Indonesia (RBI) Solo, Sabtu malam, 15 Juli 2019.