Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arswendo Atmowiloto, Pelopor Budaya Pop dan Komik Bacaan Baik

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Arswendo Atmowiloto lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 26 November 1948. Semasa hidup ia dikenal sebagai sastrawan dan wartawan di berbagai majalah dan koran. Dok. TEMPO/Dwianto Wibowo
Arswendo Atmowiloto lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 26 November 1948. Semasa hidup ia dikenal sebagai sastrawan dan wartawan di berbagai majalah dan koran. Dok. TEMPO/Dwianto Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis senior dan penulis buku, Paulus Arswendo Atmowiloto meninggal di usia 70 tahun. Jenazah Arswendo disemayamkan di kediamannya di Kompleks Kompas, Jalan Damai, Petukangan, Jakarta Selatan, pada Jumat sore, 19 Juli 2019.

Jenazah Arswendo Atmowiloto akan dimakamkan di San Diego Hill, Karawang, hari ini Sabtu 20 Juli 2019. Arswendo meninggalkan seorang istri, Agnes Sri Hartini, dan tiga orang anak. Anggota komite Dewan Kesenian Jakarta, Hikmat Darmawan menganggap Arswendo sebagai tokoh besar dan penting di Indonesia. "Dia sangat menarik di bidang budaya pop kita," ujar Hikmat kepada Tempo.

Arswendo lahir pada 26 November 1948. Semula, dia menyandang nama Sarwendo. Nama Arswendo dikenal sebagai sastrawan dan seniman sejak era 1970-an. Sejumlah novel yang melambungkan namanya antara lain Keluarga Cemara, Serangan Fajar, Senopati Pamungkas, Imung, Dua Ibu, Keluarga Bahagia,dan Canting. Di kalangan remaja dan keluarga penonton televisi, Arswendo juga populer dengan serial film televisi Keluarga Cemara.

Suasana rumah duka Arswendo Atmowiloto di Jalan Pulogayung, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Jumat malam, 19 Juli 2019. TEMPO/M Yusuf Manurung

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berkat karya-karyanya, Arswendo Atmowiloto menerima sejumlah penghargaan. Ia mendapat hadiah Zakse atas esainya Buyung-Hok dalam Kreativitas Kompromi. Ia juga mendapat penghargaan dari Yayasan Buku Utama pada 1981, 1985, dan 1987 untuk karyanya Dua Ibu, Keluarga Bahagia, dan Mendoblang. Pada 1987, ia menyabet hadiah Sastra ASEAN.

Arswendo Atmowiloto pernah tersandung masalah hukum ketika memimpin tabloid Monitor. Dia dituduh menista agama gara-gara membuat angket tentang tokoh yang dikagumi pembaca pada edisi 15 Oktober 1990. Hakim memvonis jurnalis senior ini bersalah. Selain diwajibkan meminta maaf, Arswendo dihukum lima tahun penjara.

Menurut Hikmat, Arswendo Atmowiloto merupakan pelopor di bidang studi televisi dan film TV Indonesia. Hikmat pun mengenang Arswendo sebagai tokoh yang berkukuh bahwa komik adalah bacaan baik. Almarhum juga yang membuka jalan studi yang serius soal komik di Indonesia. "Ia mengayakan budaya populer di Indonesia."

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jejak Karya Arswendo Atmowiloto: Ada Serial Keluarga Cemara yang Fenomenal

27 November 2022

Nama Arswendo Atmowiloto semakin dikenal luas setelah mendirikan Production House dan memproduksi sinetron populer Keluarga Cemara hingga Satu Kakak Tujuh Keponakan. Dok TEMPO/Usman Iskandar
Jejak Karya Arswendo Atmowiloto: Ada Serial Keluarga Cemara yang Fenomenal

Arswendo Atmowiloto juga dikenal sebagai penulis skenario serial TV apik. Yang fenomenal adalah serial TV Keluarga Cemara.


Mengenang 74 Tahun Arswendo Atmowiloto: Novelis dan Pengarang Serba Bisa Sejak 1980-an

26 November 2022

Arswendo Atmowiloto. TEMPO//Nurdiansah
Mengenang 74 Tahun Arswendo Atmowiloto: Novelis dan Pengarang Serba Bisa Sejak 1980-an

Arswendo Atmowiloto dikenal sebagai pengarang serba bisa dan sebagian besar karyanya berupa novel.


Kematian Tragis Bocah Arie Hanggara 38 Tahun Lalu Pernah Diangkat ke Film, Deddy Mizwar Turut Membintangi

8 November 2022

Arie Hanggara. youtube.com
Kematian Tragis Bocah Arie Hanggara 38 Tahun Lalu Pernah Diangkat ke Film, Deddy Mizwar Turut Membintangi

Kisah tragis Arie Hanggara diangkat menjadi film berdasarkan namanya pada 1985 dan dibintangi aktor Deddy Mizwar sebagai sosok Tino Ridwan.


Tangan Dingin Arswendo Atmowiloto Lahirkan Kisah Keluarga Cemara

22 Juni 2022

Arswendo Atmowiloto. Dok. TEMPO/Dwianto Wibowo
Tangan Dingin Arswendo Atmowiloto Lahirkan Kisah Keluarga Cemara

Arswendo Atmowiloto seorang jurnalis sekaligus penulis sastra yang aktif berkarya di berbagai majalah dan surat kabar. Ia penulis Keluarga Cemara.


Emak dan Abah Keluarga Cemara Lahir di Majalah sampai ke Layar Lebar

22 Juni 2022

Film Keluarga Cemara 2 siap tayang. Instagram
Emak dan Abah Keluarga Cemara Lahir di Majalah sampai ke Layar Lebar

Keluarga Cemara sinetron yang tayang sejak 6 Oktober 1986 sampai 28 Februari 2005. Bermula dari cerita di majalah hingga sinetron dan layar lebar.


Arswendo Atmowiloto Bergelut dengan Senopati Pamungkas sampai Keluarga Cemara

26 November 2021

Arswendo Atmowiloto lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 26 November 1948. Semasa hidup ia dikenal sebagai sastrawan dan wartawan di berbagai majalah dan koran. Dok. TEMPO/Dwianto Wibowo
Arswendo Atmowiloto Bergelut dengan Senopati Pamungkas sampai Keluarga Cemara

Sastrawan Indonesia, Arswendo Atmowiloto kelahiran Solo 24 Novemeber 1948 ini menghasilkan banyak karya seperti Senopati Pamungkas dan Keluarga Cemara


Adi Kurdi, Pemeran Abah di Sinetron Keluarga Cemara Meninggal

8 Mei 2020

Adi Kurdi. TEMPO/Nurdiansah
Adi Kurdi, Pemeran Abah di Sinetron Keluarga Cemara Meninggal

Kabar duka di dunia perfilman ini diumumkan di akun Instagram milik film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah (TETA) yang dibintangi oleh Adi Kurdi.


Tangis Arswendo Atmowiloto Saat Dimarahi karena Pulang Dinihari

6 Desember 2019

Arswendo Atmowiloto. TEMPO//Nurdiansah
Tangis Arswendo Atmowiloto Saat Dimarahi karena Pulang Dinihari

Slamet Rahardjo protes karena dari sekian banyak foto Arswendo Atmowiloto dengan banyak tokoh, ternyata tak ada fotonya bersama almarhum.


Gara-gara Arswendo Atmowiloto, Butet Kertaredjasa Bisa Beli Susu

2 Desember 2019

Butet Kertaredjasa. TEMPO/Nurdiansah
Gara-gara Arswendo Atmowiloto, Butet Kertaredjasa Bisa Beli Susu

Butet Kertaredjasa mengatakan hidupnya mirip Arswendo Atmowiloto, menikah di usia muda dalam kondisi yang spekulatif.


Inul Daratista Beli Rumah Mewah Berkat Saran Arswendo Atmowiloto

21 Juli 2019

Inul Daratista. Instagram
Inul Daratista Beli Rumah Mewah Berkat Saran Arswendo Atmowiloto

Inul Daratista bercerita dapat membeli rumah mewah di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, dikarenakan ide dari Arswendo Atmowiloto