TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis senior dan penulis buku, Paulus Arswendo Atmowiloto meninggal di usia 70 tahun. Jenazah Arswendo disemayamkan di kediamannya di Kompleks Kompas, Jalan Damai, Petukangan, Jakarta Selatan, pada Jumat sore, 19 Juli 2019.
Jenazah Arswendo Atmowiloto akan dimakamkan di San Diego Hill, Karawang, hari ini Sabtu 20 Juli 2019. Arswendo meninggalkan seorang istri, Agnes Sri Hartini, dan tiga orang anak. Anggota komite Dewan Kesenian Jakarta, Hikmat Darmawan menganggap Arswendo sebagai tokoh besar dan penting di Indonesia. "Dia sangat menarik di bidang budaya pop kita," ujar Hikmat kepada Tempo.
Arswendo lahir pada 26 November 1948. Semula, dia menyandang nama Sarwendo. Nama Arswendo dikenal sebagai sastrawan dan seniman sejak era 1970-an. Sejumlah novel yang melambungkan namanya antara lain Keluarga Cemara, Serangan Fajar, Senopati Pamungkas, Imung, Dua Ibu, Keluarga Bahagia,dan Canting. Di kalangan remaja dan keluarga penonton televisi, Arswendo juga populer dengan serial film televisi Keluarga Cemara.
Suasana rumah duka Arswendo Atmowiloto di Jalan Pulogayung, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Jumat malam, 19 Juli 2019. TEMPO/M Yusuf Manurung
Berkat karya-karyanya, Arswendo Atmowiloto menerima sejumlah penghargaan. Ia mendapat hadiah Zakse atas esainya Buyung-Hok dalam Kreativitas Kompromi. Ia juga mendapat penghargaan dari Yayasan Buku Utama pada 1981, 1985, dan 1987 untuk karyanya Dua Ibu, Keluarga Bahagia, dan Mendoblang. Pada 1987, ia menyabet hadiah Sastra ASEAN.
Arswendo Atmowiloto pernah tersandung masalah hukum ketika memimpin tabloid Monitor. Dia dituduh menista agama gara-gara membuat angket tentang tokoh yang dikagumi pembaca pada edisi 15 Oktober 1990. Hakim memvonis jurnalis senior ini bersalah. Selain diwajibkan meminta maaf, Arswendo dihukum lima tahun penjara.
Menurut Hikmat, Arswendo Atmowiloto merupakan pelopor di bidang studi televisi dan film TV Indonesia. Hikmat pun mengenang Arswendo sebagai tokoh yang berkukuh bahwa komik adalah bacaan baik. Almarhum juga yang membuka jalan studi yang serius soal komik di Indonesia. "Ia mengayakan budaya populer di Indonesia."