Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Den Kisot dan Novel di Festival Don Quijote

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Peluncuran buku Don Quijote di Jakarta. TEMPO | Dian Yuliastuti
Peluncuran buku Don Quijote di Jakarta. TEMPO | Dian Yuliastuti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar etnomusikologi, seni tari topeng, dan wayang Endo Suanda akan mementaskan wayang golek berjudul Den Kisot. Wayang golek berkonsep teater ini bakal memeriahkan Festival Don Quijote di Salihara pada Sabtu - Minggu, 13 - 14 Juli 2019.

Festival Don Quijote di Salihara itu digelar oleh Kedutaan Besar Spanyol bekerja sama dengan Aula Cervantes, dan Yayasan Obor. Festival ini ini pertama kalinya digelar dan secara khusus akan membahas tentang novel Den Kisot dalam kepustakaan maupun seni pertunjukan.

Beberapa program acara yang termuat dalam Festival Don Quijote antara lain ceramah, pentas sastra, pertunjukan wayang, peluncuran buku, diskusi, dan konser musik. Ceramah tentang Don Quijote akan diisi oleh Andres Ibanez, novelis dan kritiskus sastra Spanyol, peraih National Critics Award di negara itu.

Pentas sastra mementaskan kumpulan sajak menafsir novel yang ditulis oleh Goenawan Mohamad, wayang golek oleh Endo Suanda, dan peluncuran buku oleh Yayasan Obor. Dilanjutkan dengan diskusi oleh pembicara Apsanti Djokosujatno serta konser Ananda Sukarlan bersama penampilan Nikodemus Lukas dan Cania Citta Irlane.

Kisah Don Quijote merupakan salah satu ikon kejayaan Kerajaan Spanyol terkenal sejak abad 17. Novel ini ditulis oleh Miguel de Cervantes. Novel Don Quijote kemudian mendunia dan diterbitkan dalam berbagai bahasa. Apsanti menerjemahkan novel Don Quijote ke bahasa Indonesia kurang lebih dalam waktu 1,5 tahunan.

Buku Don Quijote. TEMPO | Dian Yuliastuti

"Ini merupakan kesempatan untuk merayakan dan mengenalkan Don Quijote kepada masyarakat Indonesia," ujar Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Spanyol untuk Indonesia, Salvador Rueda Rabanal saat konferensi pers di kawasan Senayan, Rabu 10 Juli 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wayang Golek, menurut Goenawan Mohamad, menjadi medium yang tepat untuk menyampaikan cerita tokoh Don Quijote. Eksplorasi bisa dari bentuk wayang maupun adegan yang kocak. "Kalau wayang kulit sepertinya angker, enggak boleh diutak atik. Kalau wayang golek masih bisa menampilkan sisi yang lain. Seperti Asep Sunarya kan golek dipukul keluar mi," ujar Goenawan.

Lagipula secara teknik, Goenawan Mohamad melanjutkan, wayang golek mampu menampilkan adegan-adegan yang cukup sulit. Endo Suanda akan menjadi sutradara dan melibatkan narator untuk menampilkan adegan Don Quijote. "Pakai dalang dan narator karena di adegan itu juga butuh orang ketiga," ujar Endo.

Yayasan Obor akan mencetak sekitar 2.000 buku jilid 1 dan 2 dengan harga masing-masing Rp 160 ribu. Ada pula novel Den Quijote yang berwujud e-book dengan harga lebih murah. "Harga sudah disubsidi untuk meningkatkan minat baca sekaligus menghargai kerja penerjemah," ujar Kartini Nurdin, Ketua Yayasan Obor.

Baik Goenawan Mohamad dan Kartini menyepakati butuh kerja keras untuk meningkatkan minat baca dengan bacaan bermutu dan dukungan dari pemerintah pusat hingga daerah. Goenawan Mohamad menyatakan tren baca buku cetak kembali meningkat meski sudah era digital. Mereka berharap literasi mampu mencegah radikalisme.

Baca juga: Komponis Yunani Yanni Tampil di Prambanan Jazz Festival

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mas Dhito Berharap Festival Kuno Kini Berdampak Bagi Masyarakat

2 hari lalu

Mas Dhito Berharap Festival Kuno Kini Berdampak Bagi Masyarakat

Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1220, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggelar festival Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Festival Kuno Kini.


Mengenal Glastonbury Festival, Seventeen Grup K-Pop yang Ikut Tampil

9 hari lalu

Ekspresi dua orang wanita saat menyaksikan Festival Glastonbury di Somerset, Inggris, 21 Juni 2023. REUTERS/Jason Cairnduff
Mengenal Glastonbury Festival, Seventeen Grup K-Pop yang Ikut Tampil

Seventeen menjadi grup K-Pop pertama yang akan tampil di Pyramid Stage acara Glastonbury


Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

14 hari lalu

Festival SXSW. Foto :  SXSW
Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

Grup musik Indonesia asal Majalengka LAIR ikut mengisi festival South by Southwest atau SXSW di Austin, Texas, Amerika Serikat


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

17 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

22 hari lalu

Wartawan Senior TEMPO Fikri Jufri (Kiri) bersama Kepala Pemberitaan Korporat TEMPO Toriq Hadad dan Redaktur Senior TEMPO Goenawan Mohamad dalam acara perayaan Ulang Tahun Komunitas Salihara Ke-4, Jakarta, Minggu (08/07). Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 8 Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.


53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

22 hari lalu

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.


Traveling ke India, 5 Destinasi India ini Tawarkan Ritual dan Festival Unik

26 hari lalu

Festival Diwali di Varanasi, Uttar Pradesh. Unsplash.com/Tanusree Mitra
Traveling ke India, 5 Destinasi India ini Tawarkan Ritual dan Festival Unik

Lima kota di India ini terkenal dengan ritual dan festival menarik di India


Pegadaian Gelar Festival Ramadan

26 hari lalu

Pegadaian Gelar Festival Ramadan

PT Pegadaian mengadakan Festival Ramadan untuk nasabah dan masyarakat umum dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H.


Naked Man Festival di Jepang Dihentikan setelah Lebih dari 1.000 Tahun Gegara Krisis Populasi

35 hari lalu

Festival Somin-sai atau Naked Man yang sudah lebih dari 1.000 tahun terakhir kali diselenggarakan pada Sabtu, 17 Februari 2024 di Kuil Kokusekiji, Kota Oushu, Prefektur Iwate, Jepang (visitiwate.com
Naked Man Festival di Jepang Dihentikan setelah Lebih dari 1.000 Tahun Gegara Krisis Populasi

Dihentikannya festival ini karena Jepang mengalami krisis populasi. Para pria sudah lanjut usia dan tak ada regenerasi.


Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

48 hari lalu

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam acara peluncuran buku
Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.