Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karya Perupa Muda

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Dua lukisan dipajang berdekatan. Salah satunya berjudul Open 24 Hours yang mengetengahkan gambar mirip hati kudus Yesus Kristus dengan warna-warni seperti lampu bercahaya. Di sisi kanan lukisan karya Beatrix Hendriani ini terdapat tulisan "24 Hours" yang juga seperti lampu bercahaya, layaknya yang banyak terdapat di kafe-kafe.Tepat di sebelahnya, dipajang lukisan berjudul MMC 1/Giovanni 2,16 karya Reza Afisina. Lukisan berukuran 15 x 100 sentimeter itu memvisualkan gambar sesosok perempuan yang sedang duduk di tangga depan gereja dengan posisi menantang. Di belakangnya, seorang biarawati berdiri sebagai latar pada lukisan yang berwarna hitam-putih ini. Dua lukisan tersebut adalah bagian dari 150 lukisan yang kini dipamerkan di Edwin's Gallery hingga 6 April mendatang. Pameran bertajuk "Survey" ini mengikutsertakan 68 seniman muda dari berbagai pelosok Indonesia yang berumur di bawah 35 tahun. "Ini semacam memberi kesempatan bagi yang muda. Jangan melihat yang sudah eksis saja," kata pemilik galeri, Edwin Rahardjo, kepada Tempo. Memang menarik mencermati perkembangan karya seniman muda Tanah Air. Sekilas kedua lukisan itu menggambarkan ide yang nyeleneh dari seniman tentang dunia mereka saat ini. Penggambaran Yesus dengan label buka 24 jam di satu sisi memberikan gambaran dunia iman yang selalu terbuka, sementara di sisi lain, menyandingkannya dengan lambang buka 24 jam sepertinya keimanan bukanlah sesuatu yang sakral lagi.Lukisan karya Reza bahkan terlihat lebih vulgar. Penggambaran sosok wanita tanpa celana dalam yang duduk mengangkang di depan gereja dengan latar seorang biarawati memberikan kesan pembenturan dua dunia yang bertolak belakang. "Karya-karya mereka boleh dibilang merupakan gambaran masyarakat sekarang," ujar Edwin. Apa yang tersaji dalam "Survey", Edwin melanjutkan, merupakan sesuatu yang aktual dan kontemporer dalam dunia seni rupa Tanah Air. Kurator pameran, Kuss Indarto mengatakan pameran ini sebagai pemetaan atau perhelatan pemanduan bakat atas perkembangan kreatif seniman muda. Kecenderungan seniman muda tersebut, kata Kuss, memiliki pola beragam yang lebih banyak tertarik pada identitas abu-abu. "Yakni eksplorasi pada potret diri atau tubuh beserta segenap aspek personalitasnya," Kuss menuliskan dalam catatan kuratorialnya.Keriuhan tema yang ditorehkan dalam kanvas bisa kita temui dengan enteng dalam pameran ini. Lihat saja karya-karya abstrak milik Sigit Tamtomo, Francy Vidriaani, Putu Wirantawan, hingga Edward Enrico. Belum lagi karya milik A.T. Sitompul berjudul Nitipke Awak 2/3 dan Masa Depan Itu, Ya Sekarang, 2/3 yang mengetengahkan teknik tebal tipis garis yang membentuk pola tertentu dalam lingkaran dan elips.Selain kanvas, perupa muda lainnya menghadirkan karya dalam medium yang berbeda, yakni pada tripleks (karya Donna Arissuta), kertas (Duto Hardono), dan cermin (I Made Widya Diputra). Selain karya-karya dwimatra, terselip karya trimatra milik Tisa Granicia dan Yuli Prayitno. Menurut Edwin, pameran ini akan membantu membentuk networking yang memang menjadi kebutuhan seniman muda. Tidak cuma itu, bagi sepuluh seniman terbaik, Edwin berencana akan mengikutkannya dalam pameran-pameran di luar negeri yang merupakan bagian dari jaringan Edwin's Gallery. l TITO SIANIPAR
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.