Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warna Amarah Alam

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Hutan terbakar. Warna merah dan kuning menyala hebat di tengah rimbunan dedaunan yang hijau. Sajian warna merah dengan semua turunannya menjadi yang utama. Sementara itu, gambaran kehijauan hutan dihiasi dengan titik-titik yang timbul dan membentuk juntaian daun.Susilowati Natakoesoemah memberi judul lukisan berukuran 1 x 1 meter itu Forest. Lukisan tersebut kini dipamerkan bersama 53 lukisan lain karyanya di lobi Hotel Four Seasons hingga 22 April mendatang dalam tajuk "Nature on Color".Pembukaan pameran ditandai dengan kolaborasi tiga seniman pada 14 Maret lalu. Penyair W.S. Rendra membacakan puisi diiringi petikan gitar Jubing Kristianto dan Susi melukis. Pertunjukan itu diberi judul Collabbborathree. "Penampilan mereka bertiga keren banget," ujar salah seorang pengunjung, Devi Eriana Safira, dalam blog pribadinya.Bagi Susi, nama panggilan Susilowati, menggambar alam adalah bagian dari hobinya berkunjung dan bertamasya ke alam. Warna merah yang selalu dituangkannya dalam lukisan menunjukkan amarah yang meluap akibat kerusakan alam yang disebabkan oleh tingkah laku manusia. "Alam sekarang tidak enak dilihat karena kerusakannya," kata Susi.Melalui pamerannya kali ini, Susi mengajak penikmat karyanya untuk lebih memperhatikan dan merawat alam. "Kalau kita menjaga alam, kita masih bisa melihat keindahan seperti itu," ujar perempuan kelahiran 31 Oktober 1960 ini.Lihatlah bagaimana Susi menggambarkan kemarahan dan kegelisahannya akan kondisi alam melalui lukisannya berjudul Crying Sun berukuran 2 x 1,5 meter. Lukisan yang paling besar itu menandakan bahwa matahari sekalipun menangis atas ulah manusia yang tak lagi menghargai alam. "Saya agak marah dengan kondisi alam sekarang. Efek global warming semakin hebat," ujar ibu dua anak ini.Sesuai dengan tema, yakni warna alam, Susi memberi penekanan yang utama pada warna-warna yang ditorehkannya. Sebagian besar lukisannya berisi warna cerah menyala, seperti merah, kuning, dan jingga. Lihat, misalnya, pada lukisan Crying Sun itu. Bagian luar lukisan diberi warna gelap yang semakin terang ke pusat matahari. Tetesan warna putih dari pusat lingkaran menunjukkan sang surya yang menangis.Susi juga menampilkan keunikan dengan menorehkan guratan timbul pada setiap lukisannya. Coba tengok lukisan Harmony III, yang menggambarkan dua sosok manusia dengan warna domain hijau. Pada bagian garis tubuh sosok itu tergores warna merah setebal 3 milimeter sebagai penegasan.Guratan-guratan timbul itu dibuat dari pasta. Untuk titik-titik pada Forest, ia menaburkan pasir. Menurut Susi, guratan timbul itu dibuat tanpa sengaja. "Saya pengen yang ada tekstur sebagai aksesori," ujar mantan wanita karier yang memutuskan pensiun dini dari dunia perbankan ini.Belakangan guratan timbul itu menjadi semacam penekanan terhadap apa yang dilukisnya, seperti garis tubuh pada lukisan Harmony III.TITO SIANIPAR
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

47 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

25 Februari 2024

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.


Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Pameran karya nominasi kompetisi
Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.


Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Lukisan dua panel kanvas buatan Ayurika berjudul Temu. (Dok.Galeri).
Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.


Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Patung berjudul The Ancestors karya I Wayan Upadana buatan 2023.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran kelompok Flemish berjudul Silence Before the Storm di Galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan nomor 9 Bandung, 4-13 Agustus 2023. (ANWAR SISWADI)
Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.


Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Pameran kelompok seniman AbstraX berjudul Dive into the world of Painting Matters di Galeri Lawangwangi Creative Space Bandung.(Tempo/Prima Mulia)
Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.


Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Seniman Sri Setyawati Mulyani alias Cipuk menggelar pameran tunggal berjudul Inner Landscape di Bandung. Dok. Orbital
Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.