TEMPO.CO, Jakarta - Selebriti Uya Kuya memperhatikan suhu politik yang kian memanas sepanjang Pemilu 2019. Tak hanya di dunia nyata, tingginya tensi politik juga sampai ke ranah maya. Contoh yang paling mudah adalah banyaknya caci maki satu sama lain karena perbedaan pilihan di Pemilu 2019.
Baca: Anak Tak Normal ala Uya Kuya, Gara-gara Suka Museum?
Menanggapi itu, Uya Kuya mengatakan siapapun yang menghujat di media sosial karena beda pilihan dalam Pemilu 2019 termasuk orang kampungan. Meski orang itu seorang tokoh sekalipun.
"Orang yang bertengkar di sosial media, artinya dia kampungan. Kalau yang orang pintar tidak saling menjelekkan satu sama lain," kata Uya Kuya. "Kalau ada figur publik yang masih menjelekkan satu sama lain di media sosial, lalu masih ada hate speech, itu juga orang yang kampungan."
Uya Kuya. TEMPO/Nurdiansah
Uya Kuya berharap Pemilu 2019 berjalan aman dan damai tanpa gesekan fisik di masyarakat. Masyarakat, kata Uya, seharusnya memahami bahwa perbedaan pilihan politik keniscayaan dalam berdemokrasi.
Baca juga: Ramadan, Uya Kuya Dilarang Istri Bekerja di Waktu Sahur
Uya Kuya juga berharap pemimpin Indonesia lima tahun ke depan bekerja keras untuk memajukan Indonesia. Dia meminta pembangunan yang dilakukan presiden-presiden sebelumnya dilanjutkan sehingga ada kesinambungan pembangunan dan tidak ada istilah proyek mangkrak.