TEMPO.CO, Jakarta - Pada akhir pekan ini, Padepokan Seni Madura akan tampil membawakan naskah adaptasi Pagi Bening terjemahan Sapardi Djoko Damono dari naskah A Sunny Morning karya Serafin dan Joaquin Alvares Quintero. Dalam mengadaptasi naskah ini, Padepokan Seni Madura mengangkat persoalan budaya agraris serta budaya patriarki yang membelenggu perempuan di Helateater Salihara 2019 .
Adapun pada Selasa dan Rabu besok, Teater Pintu akan mementaskan cerita berjudul Penjaga Rumah. Pertunjukan ini merupakan adaptasi Penjaga Rumah terjemahan Toto Sudarto Bachtiar dari naskah The Caretaker karya Harold Pinter. Dalam keterangannya, Teater Pintu akan mempertajam masalah kejiwaan para tokoh yang berlomba untuk tetap waras di tengah ancaman yang mengepung mereka.
Helateater Salihara 2019 dengan pentas Penjaga Rumah. Situs Salihara
Selain Padepokan Seni Madura dan Teater Pintu, ada dua kelompok teater lain yang juga menampilkan lakon cerita naskah adaptasi di Helateater Salihara 2019. Mereka adalah Forum Aktor Yogyakarta dan Teater Gedor. Sama seperti Padepokan Seni Madura, Forum Aktor Yogyakarta menampilkan naskah adaptasi Pagi Bening terjemahan Sapardi Djoko Damono dari naskah A Sunny Morning karya Serafin dan Joaquin Alvares Quintero.
Sementara Teater Gedor menghadirkan pentas Geliat Nafsu di Ladang Tebu di pada Sabtu dan Minggu, 30 dan 31 Maret 2019. Lakon ini merupakan adaptasi dari naskah Nafsu di Bawah Pohon Elm terjemahan Toto Sudarto Bachtiar dari naskah asli berjudul Desire Under the Elms, karya Eugene O’Neill. Selain empat kelompok tadi, Helateater Salihara 2019 juga akan menampilkan dua pertunjukan dengan para penampil peserta kelas akting Salihara.
Baca: Forum Aktor Yogyakarta Jadi Pembuka Helateater Salihara 2019