TEMPO.CO, Jakarta - Lama tak terdengar kabarnya, Zarima Mirafsur yang dulu pernah dijuluki ratu ekstasi, saat ini justru kerap berbicara dalam seminar tentang penyuluhan narkoba. Perempuan berusia 44 tahun itu kini mengaku sebagai ibu dari tiga orang anak, dua laki-laki dan seorang perempuan.
"Sebagai ibu yang tinggal di Indonesia, saya layak waspada terhadap peredaran narkoba," kata Zarima saat ditemui di sela-sela penyuluhan anti narkoba di sebuah sekolah dasar di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pekan ini.
Menurut Zarima, narkoba dekat dengan pergaulan bebas dan kematian. "Mumpung masih SD, anak-anak harus diingatkan agar hati-hati pada narkoba," ujarnya.
Sekolah, kata dia, harus terlibat aktif mencegah anak-anak didiknya dari bahaya narkoba. "Tujuannya, agar anak-anak tidak mudah terhasut teman atau pihak yang tidak dikenal," ucapnya. Ia mengaku terjerat dari narkoba lantaran tidak berilmu dan tipis iman. "Seorang ibu, jika dia bekerja, tetap harus membangun ikatan batin yang kuat dengan anak."
Zarima, aktris sekaligus mantan atlet ini pernah menggegerkan masyarakat Indonesia pada 1996 lantaran memiliki 30 ribu butir ekstaksi. Berkat kepemilikan ekstasi yang beegitu banyak itu, ia dijuluki sebagai Ratu Ekstasi.
Zarima kemudian diciduk polisi dan menjalani sidang panjang. Ia kembali menjadi perbincangan nasional lantaran berhasil kabur dari Indonesia dan tinggal di Amerika Serikat. Ia kemudian dideportasi ke Indonesia. Pada 2000, Zarima Mirafsur kembali bikin geger setelah melahirkan bayi perempuan. Padahal, saat itu ia masih menjalani hukuman penjara.