TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina menandai sedikitnya 10 adegan film Bohemian Rhapsody yang dianggap menunjukkan perilaku LGBT dari musisi rock Inggris, Freddie Mercury. Tindakan itu menuai banyak respons. Salah satunya, dari penonton film di negeri Tirai Bambu itu yang menilai pemerintah bereaksi terlalu berlebihan.
Menurut Alibaba Pictures, film yang menceritakan penyanyi utama band rock Inggris Queen ini telah menghasilkan lebih dari 50 juta Yuan dalam pendapatan box office Cina. Meski begitu, kini adegan tiga menit close-up selangkangan Freddy Mercury yang berputar saat ia tampil di panggung, aksi ciumannya dengan seorang pria, dan tamparan seorang tamu wanita di sebuah pesta, telah dihapus.
"Rasanya seluruh film Bohemian Rhapsody ini seakan-akan telah terpotong, padahal kenyataannya hanya memotong tiga menit," kata seorang netizen di sosial media Weibo, China.
Baca: Bohemian Rhapsody Boyong Tiga Piala Golde Globe
"Film Bohemian Rhapsody sebetulnya tidak mencoba menyoroti hal-hal tersebut (LGBT), tetapi ketika sengaja dihapus, justru itulah yang membuat hal-hal ini menjadi sensitif," ujar netizen lainnya.
LGBT bukanlah hal ilegal di Cina. Tetapi para aktivis mengatakan sikap konservatif dari beberapa pihak telah mendorong pemerintah untuk akhirnya mengambil tindakan yang cukup keras.
Sejak 2012, Pemerintah Cina meningkatkan tindakan keras terhadap konten yang dianggap melanggar nilai inti sosialis. Hal ini dilakukan di bawah wewenang Presiden Xi Jinping, baik dalam video game, musik maupun televisi.
Pihak sensor film di Cina pun juga tak dapat diprediksi dalam sikap mereka terhadap kekerasan, pornografi, dan topik-topik yang sensitif secara politik. Sebagai contoh, adegan LGBT dalam film Green Book yang memenangkan Best Picture di Academy Awards tahun ini, justru masih utuh hingga saat ini sejak telah dirilis di Cina bulan Maret 2019.
Shi Yedong, seorang analis film yang berbasis di Beijing, Tiongkok, mengatakan bahwa yang dilakukan pemerintah kepada Bohemian Rhapsody bukanlah hal yang biasa. "Sensor di Tiongkok kini semakin intens di film dan televisi,"ujarnya.
HALIDA BUNGA FISANDRA | REUTERS