TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Arifin Putra menyebut bahwa peristiwa teror di Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019 merupakan murni serangan kemanusiaan.
"Aku lebih ngelihat ini ke sisi kemanusiaan, mungkin ada yang ngelihat ke arah agama dan lain-lain. Aku lihat ini adalah masalah kemanusiaan dan serangan kemanusiaan," kata Arifin ditemui dalam acara LA Indie Movie di Jakarta, Sabtu, 16 Maret 2019.
"Orang yang melakukan serangan ini dan penembakan ini, dia sakit jiwa dan seharusnya dia tidak boleh bebas, dia enggak boleh berkeliaran bebas," lanjutnya.
Pemain film Foxtrot 6 ini pun memuji pemerintah Selandia Baru yang telah bekerja dengan cepat dengan langsung mengganti undang-undang tentang kepemilikan senjata api.
"Itu orang yang... harus dikenakan hukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Aku juga melihat Selandia Baru sudah bagus, mereka langsung bilang akan mengganti undang-undang soal senjata api. Pemerintahnya sudah melakukan yang terbaik," ujar pria kelahiran 1 Mei 1987 itu.
Aksi teror di Selandia Baru terjadi di dua masjid di Kota Christchurch, pukul 13.40 waktu setempat. Peristiwa ini merupakan penembakan massal terburuk di negara itu.