TEMPO.CO, Jakarta - Band rock asal Bali, Navicula, berhasil menyelesaikan tur perdana ke Eropa pada Oktober lalu. Selama dua pekan, band yang berpersonilkan Gede Robi (Vokal/Gitar), Dadang Pranoto (Gitar), Palel Atmoko (Drums), dan Krishna Adipurba (Additional Bassist) itu berkesempatan unjuk gigi di enam negara di benua Eropa: Jerman, Austria, Slovakia, Hungaria, Polandia dan Republik Ceko.
Robi, sang vokalis, bercerita bandnya membawa semangat menjadi duta budaya dan industri kreatif Indonesia dalam tur itu. Mereka membawa semangat untuk mempromosikan kekayaan Indonesia seperti keanekaragamannya dalam bentuk seni, budaya, dan keanekaragaman hayatinya.
Baca: Cerita Navicula tentang Album Baru Earthship
Menurut Robi, bandnya dapat merasakan dampak positif dari tur tersebut. Ia menuturkan dampak itu berupa jam terbang dan lebih percaya diri tampil di panggung dan berhadapan dengan penonton seperti apa pun. “Kami juga merasa sekat-sekat negara sudah lebih banyak terbuka berkat internet dan platform daring,” katanya kepada Tempo, Rabu, 9 Januari 2019.
Saat ini, kata Robi, ia dan kawan-kawannya tinggal mengasah cita rasa mereka untuk bisa lebih diterima di kancah internasional tanpa meninggalkan identitas sebagai orang Indonesia. Ia beralasan banyak sekali hal yang bisa digali di Indonesia. Bagi Robi, ini seperti istilah “think global, but, act local”.
Tur perdana Navicula berawal dari undangan bermain di Pasar Hamburg – sebuah festival budaya Indonesia di Eropa, dari sana Navicula membuat tur sendiri dengan bantuan teman dan jejaring di beberapa negara untuk mencari panggung yang memungkinkan. Mereka akhirnya terlibat dengan Siasat Trafficking – sebuah program dari Siasat Partikelir yang merupakan forum jaringan kreatif di Indonesia, dan juga dengan Yayasan Kopernik dan Pulau Plastik.
Baca: Navicula Siap Unjuk Gigi di Enam Negara Benua Eropa
Robi menjelaskan kesuksesan menjalani tur ini karena jejaring yang mereka bangun, dari mulai jejaring di skena sampai kawan-kawan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat. Ia juga merasa zaman sekarang sangat mudah berinteraksi dan membangun jaringan karena bisa dilakukan dengan memanfaatkan internet.
Navicula memulai rangkaian tur pada 4 Oktober dengan bermain di Berlin, Jerman, dan mengakhirinya pada 14 Oktober di Praha, Republik Ceko. Dadang Pranoto, sang gitaris, menjelaskan semua ini hanya bermodalkan aji mumpung alias mumpung sudah sampai Eropa. “Pertimbangannya cuma setengah menit, selanjutnya kemauan dan aji mumpung tadi.”
Tur ini bisa terlaksana meski tanpa dukungan pemerintah Indonesia. Robi menuturkan pihaknya sempat mencoba meminta bantuan melalui Badan Ekonomi Kreatif, namun hingga hari keberangkatan mereka belum berjodoh. Robi berharap ke depannya Navicula dan Bekraf dapat lebih akrab. “Toh, yang kami lakukan mempromosikan industri kreatif Indonesia, sekaligus duta budaya,” tuturnya.