Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejumlah Karya Sastra Diterjemahkan untuk London Book Fair 2019

Reporter

Editor

Aisha Shaidra

image-gnews
Suasana stand Indonesia di London Book Fair 2018
Suasana stand Indonesia di London Book Fair 2018
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Karya dua sastrawan perempuan Indonesia, Djenar Maesa Ayu dan Ratih Kumala, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris guna diikutkan dalam pameran buku internasional London Book Fair 2019 (LBF) pada 12–14 Maret 2019.

Gramedia Pustaka Utama dalam keterangan pers, Jumat, mengatakan karya Djenar yang dipamerkan adalah "Nayla", sementara Ratih membawa novel "Potion of Twilight".

"Nayla" diterbitkan pertama kali tiga bulan lalu di Ubud Writers & Readers Festival, sementara "Potion of Twilight" sudah diterbitkan pada di SOAS University of London, 25 September 2018.

Kehadiran dua buku berbahasa Inggris ini akan meramaikan pasar hak cipta terjemahan buku fiksi dari Indonesia. Tahun ini, industri buku Indonesia sekali lagi akan menjadi sorotan dunia karena akan dihelat menjadi Market Focus Country untuk London Book Fair 2019 (LBF).

Menurut data yang dirilis oleh Komite Buku Nasional (KBN), hingga saat ini buku-buku dengan kategori fiksi menduduki 28,3 persen persen bagian dalam total penjualan hak cipta terjemahan buku-buku karya penulis Indonesia di dunia.

Angka ini diikuti dengan 42,1 persen buku anak, 13 persen buku bertema keagamaan, 10,9 persen buku-buku non-fiksi, 3 persen buku puisi, dan 2,8 persen untuk buku komik.

Ratih Kumala dan Djenar Maesa Ayu berbincang dalam diskusi “Woman in Translation”, Kamis, 17 Januari 2019 mengenai sastra Indonesia yang baru kelihatan di mata dunia pada pameran buku internasional Frankfurt Book Fair (FBF) tiga tahun lalu.

Menilik sejarah sastra Indonesia, butuh 145 tahun agar karya sastra lokal bisa tampil di ajang bergengsi berkelas internasional. Di pameran buku Frankfurt itu, Indonesia menjadi tamu kehormatan (Guest of Honour, GOH).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak Frankfurt Book Fair, Ratih dan Djenar merupakan penulis perempuan Indonesia yang karyanya mampu menyapa pembaca global. Artinya, karya sastra perempuan Indonesia sudah diterima pula oleh pembaca global karena penerjemahan biasanya mengikuti permintaan pasar alias pembaca.

Kedua, selain isu perempuan, bahasan yang menarik lainnya adalah penerjemahan. Karya-karya berbahasa Inggris di Indonesia maupun yang beredar secara global memang masih jarang jika dibandingkan dengan ribuan karya berbahasa Indonesia.

Banyak faktor di balik fenomena ini. Pertama, biaya pengalihan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris memakan biaya yang tidak murah. Kedua, kurangnya sumber daya penerjemah berkualitas. Ketiga, belum banyaknya pembaca buku berbahasa Inggris di Indonesia membuat buku-buku berbahasa Inggris rendah serapan pasarnya sehingga membuat penerbit merugi.

Faktor-faktor itu membuat publikasi atau buku-buku berbahasa Inggris saat ini belum menjadi perhatian bagi penerbit-penerbit di Indonsaia.

Sedangkan satu-satunya cara agar karya-karya sastra Indonesia dibaca banyak orang terutama orang-orang yang tidak berbahasa Indonesia adalah dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Baca: Indonesia Akan Jadi Market Focus di London Book Fair 2019

Agar karya penulis Indonesia dibaca semakin banyak orang, GPU menerbitkan lebih banyak buku-buku berbahasa Inggris dan Gramedia International berpartisipasi dalam pameran-pameran di luar negeri seperti Frankfurt Book Fair, London Book Fair, Beijing Book Fair dan Bologna Children’s Book Fair.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sinopsis Pemandi Jenazah, Film Horor yang Buka 2024

4 Januari 2024

Potongan gambar pertama di syuting Pemandi Jenazah. Foto: Istimewa.
Sinopsis Pemandi Jenazah, Film Horor yang Buka 2024

Film Pemandi Jenazah mengisahkan sosok Lela, anak Bu Siti yang berprofesi sebagai pemandi jenazah di kampungnya.


JAFF Bertabur Sineas Perempuan, Djenar Maesa Ayu: Seni Tidak Mengenal Gender

4 Desember 2022

Penulis dan sutradara film Djenar Maesa Ayu seusai mengumumkan penghargaan Jogja-NETPAC Asian Film Festival di Hotel Artotel Suites Bianti, Sabtu, 3 Desember 2022. TEMPO/Shinta Maharani
JAFF Bertabur Sineas Perempuan, Djenar Maesa Ayu: Seni Tidak Mengenal Gender

Tahun ini JAFF memutar film klasik besutan sutradara perempuan pertama di Indonesia, Ratna Asmara, berjudul Dr. Samsi yang diproduksi pada 1952.


Goenawan Mohamad di London Book Fair 2019: Indonesia Baru Memulai

14 Maret 2019

Goenawan Mohamad menandatangani novel perdananya Surti dan Tiga Sawunggaling di Hotel Monopoli, Jakarta Selatan. Kamis, 13 September 2018. TEMPO/Aisha Shaidra
Goenawan Mohamad di London Book Fair 2019: Indonesia Baru Memulai

Goenawan Mohamad bicara di London Book Fair 2019 tentang sikap seorang penulis atau sastrawan.


London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

13 Maret 2019

12 Rights Buku Indonesia Terjual di London Book Fair Hari Pertama. Tempo/Erwin Zachri
London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

Pada hari pertama pameran buku London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia sudah membukukan penjualan hak penerbitan untuk 12 judul buku.


Didiet Maulana Boyong Kain Tradisional ke London Book Fair 2019

17 Februari 2019

Koleksi busana Senandung Nusantara karya Didiet Maulana yang akan dibawa ke London Book Fair 2019. Dok Istimewa
Didiet Maulana Boyong Kain Tradisional ke London Book Fair 2019

Didiet Maulana menggandeng stylist Yudith Kindangen, serta makeup artist dan hair stylist dari Jepang, Asuka Fukuda dan Moe Mukai.


London Book Fair 2019: Ini 12 Penulis Indonesia yang Terpilih

26 Oktober 2018

Ketua Harian Komite Nasional Indonesia Market Focus Country Laura Prinsloo  (tengah) dan Koordinator Program Komite Nasional John H. McGlynn (kanan) saat jumpa media tentang London Book Fair dalam acara Ubud Writers and Readers Festival, Kamis, 25 Oktober 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
London Book Fair 2019: Ini 12 Penulis Indonesia yang Terpilih

12 penulis Indonesia lolos seleksi untuk London Book Fair 2019. Siapa saja mereka?


Djenar Maesa Ayu Menikah dengan Sutradara Asal Singapura Kan Lume

28 Agustus 2018

Djenar Maesa Ayu. TEMPO/Nurdiansah
Djenar Maesa Ayu Menikah dengan Sutradara Asal Singapura Kan Lume

Djenar Maesa Ayu membagikan foto pernikahannya dengan sutradara asal Singapura, Kan Lume


Indonesia Akan Jadi Market Focus di London Book Fair 2019

24 April 2018

Suasana stand Indonesia di London Book Fair 2018
Indonesia Akan Jadi Market Focus di London Book Fair 2019

Indonesia berhasil menarik perhatian para pengunjung London Book Fair 2018 sekaligus meraih peningkatan penjualan hak cipta yang sangat signifikan.