TEMPO.CO, Semarang - NH Dini, 82 tahun, meninggal karena kecelakaan di Rumah Sakit Elizabeth Semarang pada Selasa, 4 Desember 2018. NH Dini dikenal sebagai novelis dan lahir pada 29 Februari 1936. Beberapa tahun terakhir, NH Dini menuangkan karya melalui lukisan.
Baca: NH Dini Meninggal, Sastrawan Ibunda Sutradara Film Minions
Karya-karyanya pernah ditampilkan dalam pameran bertajuk "Rekreasi Visual Nh. Dini" yang berlangsung di Semarang, Jawa Tengah, pada 11 - 18 Mei 2013. NH Dini mengangkat lukisan yang menyuguhkan keteduhan dan kedamaian yang rekreatif, dan seluruhnya bercorak Chinese painting.
Wanita bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini, ini mengatakan, baginya melukis adalah kegiatan sambilan yang dijadikannya sebagai aktivitas rekreatif. "Kalau jenuh dan ingin rileks, saya melukis," kata NH Dini kepada Tempo saat pembukaan pameran. Karena itulah, orang tak perlu mengerutkan dahi untuk menikmati karya lukisnya.
Nuansa bunga, tenaman, binatang, dan lanskap alam menjadi tema utama dari lukisan-lukisannya. NH Dini juga banyak membiarkan ruang kosong dalam lukisannya. Salah satu lukisan yang diberi nama "Cemara di Tepi Sungai" menunjukkan goresan dan sapuan cat air membentuk sebatang pohon cemara di tepian sungai.
Batang dan rantingnya menjulur, meliuk, menjurai hingga di atas aliran sungai. Di seberang sungai rerimbunan pohon membentuk gugusan hijau. Latar lukisan yang kosong memperkuat kedamaian. Mengenai corak Chinese painting yang dipilihnya, perempuan yang sudah sepuluh tahun lebih memilih tinggal di Panti Wredha Langen Werdasih Ungaran ini beralasan, "lebih mudah dan murah."
Sejatinya NH Dini sudah akrab dengan dunia melukis sejak lama. Dia menghias sampul novelnya Dari Parangakik ke Kampuchea (2003) dengan lukisan karyanya berjudul Candi Bayon. Bagi dia, melukis juga dilakukan untuk mengusir kepikunan, sebagaimana dia mengisi teka teki silang dalam bahasa Prancis.
KORAN TEMPO