TEMPO.CO, Denpasar - Beberapa grup musik atau band akan mengikuti kompetisi Bali Prison Music Festival 2018. Para personel band tersebut berstatus narapidana. "Musik punya kekuatan, saya ingin ada semangat berkarya warga binaan di lembaga pemasyarakatan," kata Anom Darsana, pemilik Antida Music Productions, Selasa, 20 November 2018.
Bali Prison Music Festival 2018 akan diadakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan, Sabtu, 24 November 2018. Ada 13 band yang ikut kompetisi dalam Bali Prison Music Festival. "Kriteria sederhana, full band atau minimum duo," ujar Anom.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan menggandeng Antida Music Productions untuk mengadakan Bali Prison Music Festival. Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan Tonny Nainggolan acara tersebut sebagai upaya untuk mengembangkan potensi kesenian warga binaan. "Semoga talenta yang ada di setiap lembaga pemasyarakatan dapat dikenal dan mampu merambah ke dunia profesional," tutur Tonny.
Belasan band dalam kompetisi tersebut tidak hanya dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan. Ada juga yang dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bangli, Lembaga Pemasyarakatan Tabanan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Karangasem, Rumah Tahanan Negara Kelas II B Bangli, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Singaraja, Rumah Tahanan Negara Kelas II B Negara, Rumah Tahanan Klungkung.
Baca: Festival Nusantara 2 Kota Tangerang, Ini Agendanya Mulai Ahad
Adapun juri yang akan menjadi tim penilai kompetisi, yaitu penabuh drum Superman Is Dead Jerinx, personel grup musik Antrabez, dan Anom Darsana. Selain itu ada juga Erick EST filmmaker yang juga videografer Superman Is Dead.
Bali Prison Music Festival akan memilih tiga band terbaik yang mendapat hadiah trofi dan uang pembinaan. Band pemenang yang menjadi juara pertama kompetisi Bali Prison Music Festival akan mendapat kesempatan merekam lagu single di Antida Music Studio. Selain itu juga pembuatan video klip oleh Erick EST.