Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dancing in the Rain, Film Christine Hakim tentang Autisme

image-gnews
Christine Hakim. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Christine Hakim. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Christine Hakim mengaku film Dancing in the Rain telah mengubah total cara pandangnya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.

Dalam film produksi Screenplay Films dan Legacy Pictures itu Christine memerankan sosok Eyang yang seorang diri merawat anak berkebutuhan khusus bernama Banyu yang diperankan aktor Dimas Anggara.

"Saya akui dulu merasa khawatir ketika dekat dengan anak berkebutuhan khusus, karena range perilakunya luas, kalau kondisi (autismenya) berat ekspresi yang keluar lewat tindakan fisik, cenderung dekat ke arah violence," kata Christine Hakim di Yogyakarta Kamis 18 Oktober 2018.

Christine pun mengaku saat dekat dengan anak berkebutuhan khusus ini rambutnya sempat dijambak dengan sangat keras. Misalnya ketika ia mendokumentasikan interaksinya dengan anak berkebutuhan khusus lewat kamera hanya karena anak itu merasa tidak nyaman.Film Dancing in the Rain. YouTube

"Tapi setelah bermain di film ini saya sama sekali menjadi tidak takut dengan mereka," ujar Christine yang juga membuat film dokumenter tentang dunia anak autis tersebut.

Sebaliknya, Christine kini merasa percaya kekuatan kasih sayang pada anak berkebutuhan khusus ini yang membuat mereka nyaman dengan sekitarnya.

"Kalau anak berkebutuhan khusus ini bisa merasakan orang di depannya atau sekitarnya itu menyayangi dia, perilakunya jadi lain, reaksinya tidak akan agresif," ujarnya.

Memahami anak atau orang autis, ujar Christine harus terjadi dari orang yang normal kepada mereka yang memiliki kondisi itu. Bukan sebaliknya, yang autis dituntut memahami yang normal.

"Harus dimulai dari kita dulu, bukan dari mereka (yang autis), karena mereka yang mengalami masalah komunikasi," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Christine menuturkan salah satu misi yang dibawa lewat film Dancing in the Rain ini yakni meningkatnya kesadaran publik luas pada anak autis.

Dari informasi yang dimiliki Christine, jumlah anak penyandang autisme di Indonesia semakin tinggi dari tahun ke tahun. Di Indonesia, bahkan ada lebih dari 5000 anak penyandang autisme.Christine Hakim bersama pemain Dancing In The Rain, Dimas Anggara dan Gilang Olivier. (Tempo/Pribadi Wicaksono)

"Saya meyakini dunia medis yang menyebut autis bukanlah penyakit, namun sampai sekarang juga belum diketahui penyebab pastinya," ujarnya.

Christine mengakui banyak mendalami dunia autisme termasuk menggali informasi tokoh sebesar Einstein pun ternyata seorang autis. Christine mengaku banyak berdiskusi tentang autisme dengan sejumlah dokter syaraf.

Dari diskusi itu, Christine sedikit banyak memahami faktor yang mendorong lahirnya anak autis. Misalnya usia pertumbuhan janin dalam kandungan dalam rentang usia 8 minggu jadi penentu pembentukan organ. Apakah cukup asupan gizi, psikologis ibu hamil dan beberapa faktor lain.

Baca: Dancing in the Rain Membuat Christine Hakim Kagumi Dimas Anggara

"Lewat film ini saya berharap tak ada lagi penyangkalan terhadap anak berkebutuhan khusus ini, khususnya dari orang tua mereka sendiri," kata Christine Hakim.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

1 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

3 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

4 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

7 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

8 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

10 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

10 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

12 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

12 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

14 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.