TEMPO.CO, Yogyakarta -Roro Fitria mengaku merasa tak berdaya dan kalut ketika mendengar kabar kematian ibundanya, Raden Retno Winingsih pada Senin, 15 Oktober 2018. Saat mendengar kabar duka itu, Roro masih mendekam di balik jeruji besi di rumah tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, akibat kasus narkoba yang menimpanya.
“Saya saat itu dibukakan kamar (sel) untuk bisa telepon mama, lalu saya doa, saya bacakan Surat Yasin, tapi pas hampir selesai bacakan doa itu, ya Allah, terimalah arwah mama saya di sisi-Mu di surga,” ujar Roro saat ditemui di makam ibunya di Yogya Selasa 16 Oktober 2018.
Roro mengaku tak kuasa menahan kepedihannya karena tak bisa berada di dekat sang ibu saat detik-detik terakhir itu. Yang ia pikirkan saat itu hanyalah bisa dekat dengan sang ibu.
“Kemarin saya hanya berdoa semoga mama selalu melihat saya dari atas sana, melihat dan mendoakan saya di sini,” ujar Roro.Keluarga dan kerabat artis Roro Fitria hadiri pemakaman ibundanya di TPU Sayegan Sleman Selasa (16/10). Saat pemakaman selesai, Roro belum tampak hadir. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Roro mengaku sebenarnya sudah mendapat ijin untuk segera terbang ke Yogya untuk melayat sang ibu. “Namun ada kendala teknis, sehingga saya baru bisa datang hari ini,” ujar Roro.
Kedatangan Roro ke makam ibunya dikawal dua petugas berpakaian safari. Ia datang ke lokasi pemakaman dengan menggunakan setelan pakaian gelap dan mengenakan kacamata hitam.
Roro Fitria tiba di pemakaman sekitar pukul 12.15 WIB dan hanya memiliki kesempatan berkumpul bersama keluarga hingga pukul 16.00 WIB untuk kembali lagi ke Jakarta dan ditahan.Roro Fitria di depan makam ibunya di Yogya. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Roro mengatakan ibunya selama ini memiliki riwayat penyakit yang kompleks. Ibunya pernah terkena stroke, juga hipertensi. “Tapi ibu tak pernah mau mengeluh soal sakitnya ke saya,” ujarnya.
Roro menuturkan, ibunya adalah orang yang selama ini selalu membuatnya bersemangat menjalani hidup dan tak pernah menyerah meraih impian.
Baca: Ibunda Meninggal, Roro Fitria: Firasat Buruk Itu Jadi Nyata
“Bahkan ketika saya menyalahgunakan kepercayaannya dengan terkena kasus (narkoba) ini, beliau sama sekali tak marah, saya jadi merasa berdosa sekali,” ujar Roro Fitria.