TEMPO.CO, Bandung - Solois folk rock Ratih Suryahutamy alias Neonomora merilis album keduanya, Jumat, 28 September 2018. Album berjudul Waters itu berisi sembilan lagu. "Waters merupakan album pendewasaan diri," kata Neonomora lewat keterangan tertulis Jumat, 28 September 2018.
Baca: Barasuara Rilis 'Guna Manusia' Single Pertama dari Album Kedua
Album itu dibawah naungan label yang Neonomora dirikan bernama Saorsa Records dan didistribusikan secara digital oleh Interlokal. Album Waters diproduseri oleh Neonomora bersama dengan teman-teman musikus terdekat.
Kerjasama itu melibatkan antara lain John Paul Patton dan Viki Vikranta (Kelompok Penerbang Roket), Ibnu Dian (Matter Halo), Adityar Andra (Easy Tiger), Adhe Arrio (Double Deer Records), dan Jevin Julian (Soundwave).
Solois folk rock Ratih Suryahutamy alias Neonomora merilis album keduanya, Jumat, 28 September 2018. Foto: dok.Neonomora
Proses pembuatan album ini memakan waktu hampir tiga tahun. "Sentuhan yang melekat dalam album ini adalah instrumen brass yang dominan dan menderu-deru seperti merepresentasikan ombak kencang," kata Neonomora.
Warna musik seperti ini kebaruan dari album sebelumnya. Album Waters berisikan tembang berjudul Blinding, Lies, Be Still My Soul, Waves, Waters, Sapphire, Flesh & Bone, Humming Song, dan Tears Stop Falling.
Artwork cover album Waters yang bertajuk “The 4 Elements of Water Dancing in the Same Depth of the Sea” dilukis menarik oleh seniman mural asal Bandung bernama Awan Pamungkas. Desainer grafisnya ditangani Dede F. Ch. Sementara mixing dan mastering album ini dibesut Hendra (Rock N’ Roll Mafia) dan Rama (mantan personil Cupumanik) dalam naungan Jungle Studio.
Salah satu lagu dari album Waters yang berjudul Waves juga ikut melibatkan engineer asal Amerika, Fernando Lodeiro, yang pernah mengemas album Bjork dan Florence + the Machine. Setelah rilis album, selanjutnya peluncuran video musik dari tembang Waves pada Oktober mendatang setelah video klip Waters meluncur tahun lalu.