TEMPO.CO, Jakarta - Judul film A Man Called Ahok sontak ramai dibicarakan. Film yang bakal dibintangi Daniel Mananta ini mengangkat kisah hidup bekas gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Baca: Film A Man Called Ahok Segera Dirilis, Dibintangi Daniel Mananta
Film ini terinspirasi dari buku berjudul A Man Called Ahok karya Rudi Valinka. Purnama Tuta ambil peran sebagai sutradara film ini juga dibintangi Denny Sumargo, Chew Kin Wah, Donny Damara, Sita Nursanti, Edward Akbar, dan Jill Gladys ini.
Putra Ahok, Nicolas Sean (empat dari kiri), berfoto dengan para pemeran film A Man Called Ahok dalam peluncuran teaser film tersebut di XXI Metropole Cinema, Jakarta, Kamis, 6 September 2018. Film ini dibintangi Daniel Mananta, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Denny Sumargo, Donny Damara, Eriska Rein, Ferry Salim, dan masih banyak lagi. TEMPO/Nurdiansah
Ini bukan pertama kalinya kisah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok difilmkan. Setidaknya ada dua film yang sempat hadir mengangkat kisah pria asal Belitung Timur ini.
Pertama film berjudul Jadi Jagoan ala Ahok (Fight Like Ahok). Film berbentuk dokumenter pendek berdurasi 38 menit ini dibuat oleh Chandra Tanzil (alm) dan Amelia Hapsari. Film ini menyorot kiprah perjalanan politik Ahok sejak di Belitung hingga menjadi anggota dewan di DPR RI. Dokumenter ini sempat terpilih menjadi dokumenter terbaik di Festival Film Dokumenter, Yogyakarta (2012) dan XXI Short Film Festival, Jakarta (2013).
Film kedua, berjudul Anak Hoki. Film ini mengangkat kisah https://seleb.tempo.co/read/1080509/kisah-remaja-ahok-difilmkan-berjudul-anak-hoki/full&view=ok remaja yang dimainkan bintang muda Kenny Austin, yang memerankan tokoh Ahok. Film produksi Le Moesiek Revole ini juga dibintangi Maia Estianty, Tamara Geraldine, Lolox, Christ Laurent, Tina Toon, Fero Walandouw, dan Edric Tjandra. Film ini diproduseri Harry Tjahaja Purnama, adik Ahok. "Saya sebagai salah satu produser sekaligus pemain," kata Harry dalam jumpa pers di Mall Bellagio, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 17 April 2018. Harry menjelaskan, film Anak Hoki tidak termasuk karya biografi. "Kalau kehidupan yang biasa saja agak kurang menarik. Jadi ada dramatisasi, bumbu, supaya lebih menghibur," tuturnya.