TEMPO.CO, Jakarta - Along with the Gods merupakan proyek film besar yang diproduksi Dexter Studios, salah satu studio film dan efek visual terbesar di Asia.
Baca: Film Sekuel Along With The Gods Kalahkan Avengers di Korea
Kedua film ini diproduksi berbareng dan menelan biaya produksi sebesar 40 miliar won (516 miliar rupiah) melibatkan tidak kurang dari 300 artis dan teknisi. Menurut sang sutradara, Kim Yong Hwa, kesulitan terbesar dalam memproduksi film ini menyatukan banyaknya alur cerita dan tokoh.
“Ada tiga lapisan cerita yang menghubungkan alur di kehidupan nyata dengan di alam baka. Mengalirkan cerita yang sangat luas ke dalam film tanpa ada lubang dan inkonsistensi dalam plot adalah bagian tersulitnya. Dibutuhkan proses penyuntingan yang sangat panjang (untuk mencapai hasil akhir yang rapi),” beri tahu Kim.
Kim menambahkan, film Asia mempunyai kelebihan dari sisi melodrama jika dibandingkan film buatan Barat. Dari aspek kualitas efek visual, film Asia mampu bersaing dengan produk Hollywood maupun Eropa. “Saya kaget membaca kalimat 'Menguras air mata' di ulasan film yang dibuat peresensi asing. Saat itulah saya sadar bahwa alur cerita yang kuat dapat membangkitkan respons emosional dari penonton global,” Kim mengenang.
Itu sebabnya, di film kedua Kim makin fokus pada kedalaman emosi setiap karakter. “Jika di film pertama Anda menitikkan air mata, di film kedua Anda akan menangis dari dalam hati,” Kim menjanjikan.
Keberhasilan dua jilid Along with the Gods membuat Kim semakin yakin perfilman Korea mampu bersaing dengan film-film Barat. “Lucu melihat bagaimana orang berkukuh mengatakan film Korea sedang dalam krisis. Saya sudah mendengar kata-kata semacam itu sejak 1991, padahal jelas-jelas kualitas (film Korea) makin berkembang seiring waktu. Meski ada masalah mengenai kurangnya keragaman genre dan sistem kuota layar, saya rasa kualitasnya tidak jauh berbeda dengan film Hollywood saat ini,” Kim mengakhiri perbincangan.
TABLOIDBINTANG.COM