Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rahasia Dalang Ki Manteb Soedharsono Masih Kebanjiran Panggung

image-gnews
Ki Manteb Soedharsono duduk bersila di pendopo Sanggar Bima, padepokan sekaligus kediamannya di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. TEMPO/DINDA LEO LISTY
Ki Manteb Soedharsono duduk bersila di pendopo Sanggar Bima, padepokan sekaligus kediamannya di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. TEMPO/DINDA LEO LISTY
Iklan

TEMPO.CO, Karanganyar - Pesatnya perkembangan teknologi di era digital tidak serta merta melumat segala hal yang berbau tradisional. Munculnya beragam wahana hiburan baru yang serba canggih pun tak seketika meruntuhkan pamor seni pertunjukan ‘jadul’ seperti wayang. Hal tersebut dituturkan Ki Manteb Soedharsono.

Baca: Dalang Ki Manteb Sudarsono Menikah Ketujuh Kalinya

 “Karena menurut saya, wayang itu nut jaman kelakone (mengikuti perkembangan zaman),” kata dalang kondang Ki Manteb Soedharsono saat wawancara khusus dengan Tempo di Sanggar Bima, padepokan sekaligus kediamannya di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, pada Rabu, 18 Juli 2018.

Ki Manteb mengatakan, dalang masa kini musti pintar membaca situasi dan kondisi serta mau berjalan seiring dengan perubahan zaman. “Kalau dalang sekarang hanya tunduk sesuai pakem seperti zaman dulu ya masuk kotak (istilah bagi wayang yang sudah tidak akan ditampilkan lagi saat pementasan) beneran,” kata dalang yang lahir di Kabupaten Sukoharjo pada 69 tahun silam itu.

Menyandang julukan sebagai dalang maestro tidak lantas membuat Ki Manteb berleha-leha atau duduk manis menunggu order berdatangan sendiri. Justru sebaliknya, besarnya popularitas yang dia sandang berbanding lurus dengan beratnya tanggung jawab untuk senantiasa menyuguhkan permainan wayang yang benar-benar dapat menghibur penonton masa kini tapi tetap menjaga pakem.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sekarang semuanya harus serba cepat, jadi bet, bet, bet. Dalang zaman dulu enak, bisa sambil ngantuk-ngantuk karena semalam suntuk. Sekarang nggak bisa, harus belajar inovatif. Kelamaan ndalang, penonton bubar,” kata Ki Manteb yang sudah kebanjiran order untuk mendalang di 13 tempat, baik di Jawa maupun luar Jawa, pada Agustus mendatang.

Menyiasati zaman serba cepat itulah, Ki Manteb berujar, lahirlah beberapa inovasi atau terobosan baru di dunia seni pertunjukan wayang kulit. “Sekarang ada pakeliran padat, dua atau tiga jam sudah selesai. Ada juga banjaran yang merangkum tiga sampai empat lakon dalam sekali pentas,” ujar Ki Manteb.

Salah satu pementasan wayang bajaran yang kerap dimainkan Ki Manteb adalah kisah tentang Bima (salah satu tokoh Pandawa dalam epos Mahabharata). Demi menghemat biaya dan menyingkat waktu, tiga lakon tentang Bima; mulai dari kisah kelahirannya, masa-masa Bima babat alas, hingga cerita Bisma saat berguru, kini digabung menjadi satu pertunjukan dalam semalam.

“Nah, model wayang banjaran seperti itu bergantung pada pintarnya si dalang dalam meramu cerita agar padat, tidak merusak pakem, dan tetap menarik bagi penoton,” kata Ki Manteb. Maka itu, dia menyarankan kepada para dalang muda agar tidak mudah puas dengan pencapaiannya selama ini. “Tidak ada kata berhenti untuk belajar dan berinovasi. Kalau berhenti, tamatlah riwayat kesenian tradisional kita,” kata Ki Manteb Soedharsono.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Awal Oktober Wayang Jogja Night Carnival 2024 Digelar, Angkat Kisah Gatotkaca

3 hari lalu

Perhelatan Wayang Jogja Night Carnival dipadati ribuan warga Jumat petang, 7 Oktober 2022. Dok.Pemkot Yogya
Awal Oktober Wayang Jogja Night Carnival 2024 Digelar, Angkat Kisah Gatotkaca

Wayang Jogja Night Carnival merupakan puncak perhelatan hari ulang tahun atau HUT Kota Yogyakarta yang ke-268.


PSSI Kenalkan Shakti Maskot Baru Timnas Indonesia, Apa Filosofinya?

4 Agustus 2024

Timnas Indonesia resmi mempunyai maskot baru bernama Shakti. Instagram/Is.Yuniarto
PSSI Kenalkan Shakti Maskot Baru Timnas Indonesia, Apa Filosofinya?

PSSI memperkenalkan maskot baru untuk Timnas Indonesia. Figur bermana Shakti ini adalah burung Garuda berkepala putih dengan jersey merah.


Museum Wayang di Kota Tua Jakarta Tutup hingga Akhir Desember 2024

31 Juli 2024

Pengunjung mengambil gambar wayang saat mengunjungi Museum Wayang di Jakarta, 8 November 2018. Diperkirakan lebih dari 4,000 wayang terdapat di Museum Wayang. REUTERS/Beawiharta
Museum Wayang di Kota Tua Jakarta Tutup hingga Akhir Desember 2024

Museum Wayang akan menghadirkan ruang imersif dan tata pamer baru untuk menarik lebih banyak pengunjung.


Wayang Jogja Night Carnival 2024 Angkat Kisah Kepahlawanan Gatotkaca

20 Juli 2024

Keriuhan perhelatan Wayang Jogja Night Carnival 2023. Dok. Istimewa
Wayang Jogja Night Carnival 2024 Angkat Kisah Kepahlawanan Gatotkaca

Tema Gatotkaca Wirajaya dalam Wayang Jogja Night Carnival merupakan wujud kepahlawanan tokoh wayang Gatotkaca untuk membela kebenaran dan keadilan


Profil Iskandar Harjodimulyo Sang Maestro Wayang Uwuh, Olah Limbah Jadi Karya

17 Juli 2024

Perajin wayang Uwuh, Iskandar Hardjodimuljo. TEMPO/S. Dian Andryanto
Profil Iskandar Harjodimulyo Sang Maestro Wayang Uwuh, Olah Limbah Jadi Karya

Selain menciptakan wayang uwuh dari limbah, Iskandar Harjodimulyo aktif dalam berbagai kegiatan edukasi lingkungan pengelolaan sampah.


Suka Wayang ? Ayo Mampir ke Pameran Kerajinan Wayang di Kampus Yogyakarta Ini

4 Juli 2024

Pameran kerajinan wayang dan tari yang digelar di Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Suka Wayang ? Ayo Mampir ke Pameran Kerajinan Wayang di Kampus Yogyakarta Ini

Bagi pecinta kesenian wayang baik wayang kulit, wayang orang dan kesenian tari, bulan Juli ini ada pameran menarik yang bisa jadi referensi saat berkunjung ke Yogyakarta.


Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Down Sydrome Asal Yogyakarta, Piawai Mainkan Lakon Berat

15 Mei 2024

Rafa Kusuma Atma Wibowo, dalang Down Sydrome asal Yogyakarta. dok.istimewa
Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Down Sydrome Asal Yogyakarta, Piawai Mainkan Lakon Berat

Siswa kelas VIII SLB Negeri Pembina Yogyakarta tersebut mampu menirukan gerakan dalang profesional sesuai aslinya.


Pilkada Solo 2024: Gerindra Serahkan Wayang Srikandi ke Astrid Widayani, Apa Artinya?

11 Mei 2024

Astrid Widayani menerima wayang Srikandi dari Ketua DPC Partai Gerindra Ardianto Kuswinarno di Solo, Jawa Tengah, Jumat 10 Mei 2024. ANTARA/Aris Wasita
Pilkada Solo 2024: Gerindra Serahkan Wayang Srikandi ke Astrid Widayani, Apa Artinya?

Astrid Widayani mendaftar ke Gerindra dan PSI untuk Pilkada Solo karena kedua parpol memiliki semangat yang sejalan dengannya.


Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

24 Desember 2023

Wayang Natal Nusantara menjadi ikon di Plaza Maria, Gereja Katedral Jakarta, Minggu, 24 Desember 2023. Karya seni untuk perayaan Natal itu menggunakan ornamen adat Betawi dan Dayak sebagai simbol pindahnya ibu kota negara dari Jakarta ke IKN. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

Gereja Katedral Jakarta memamerkan Wayang Natal Nusantara dengan motif Betawi dan Batak yang dipajang di Plaza Maria


Guru Besar UNS Soroti Konflik Palestina Israel Lewat Pementasan Wayang

30 November 2023

Gus Pur pentas pada kegiatan The 5th ICIR 2023 di Kampus UNS Solo, Jawa Tengah, Kamis 30 November 2023. ANTARA/HO-Humas UNS
Guru Besar UNS Soroti Konflik Palestina Israel Lewat Pementasan Wayang

Gubes UNS Agus Purwantoro, menyoroti konflik yang terjadi di Palestina melalui pementasan Wayang Godhong.