TEMPO Interaktif, Bandung: Film dokumenter berjudul Laut yang Tenggelam (The Drown Sea) terpilih sebagai film dokumenter terbaik kategori “New Asian Currents” di Yamagata International Documentary Film Festival (YIDFF) 2007. “Kami tidak pernah membayangkan bisa menang,” ujar Produser film itu, Mohammad Syafari Firdaus.Ditemani para penggiat film dokumenter di Komunitas Perfilman Intertekstual (KoPI) Bandung, Firdaus memproduksi film ini pada tahun 2006. “Kami bekerjasama dengan Kantor Bantuan Hukum (KBH) Purwokerto dan Masyarakat Ujung Alang, Kampung Laut, Sagara Anakan,” ujar sutradara film itu, Yuslam Fikri Ansari. Menurut pria yang akrab disapa Yufik ini, ada dua film dokumenter dari Indonesia yang turut berkompetisi di ajang festival dua tahunan itu. Selain Laut yang Tenggelam, film lain adalah Bermain di Antara Gajah-Gajah (Playing Between Elephans) yang disutradrai oleh Aryo Danusiri (2007). Rana Akbari Fitriawan
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
6 menit lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Banjir Amicus Curiae di MK, Mengapa Hanya 14 yang Didalami Majelis Hakim?
7 menit lalu
Banjir Amicus Curiae di MK, Mengapa Hanya 14 yang Didalami Majelis Hakim?
MK hanya mendalami 14 dokumen sahabat pengadilan atau amicus curiae perkara perselisihan hasil pemilihan umum presiden 2024.
