TEMPO.CO, Jakarta -Sahrul Gunawan merasakan suasana bulan Ramadan yang berbeda-beda tiap tahunnya. Terlebih di tahun ini, karena ibunda tercintanya sudah tiada. Ini membuat Sahrul sedih dan bingung.
Baca: Sebulan Menjelang Hari H, Pernikahan Sahrul Gunawan Dibatalkan
"Dua tahun yang lalu Ramadan saya tidak beserta keluarga, karena saya tidak satu rumah dengan anak-anak. Tahun lalu masih ada ibu, jadi saya bisa pulang. Tapi tahun ini sedih banget karena mau ke mana lagi, mau pulang ke mana," ujar Sahrul di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Enggan larut dalam kesedihan, Sahrul Gunawan memetik hikmah dari situasi yang ada. Bulan Ramadhan ini menjadi momen penting baginya untuk lebih dekat kepada Sang Maha Pencipta.
Terutama untuk menunaikan ibadah Tarawih di bulan Ramadan. Dia ingin menunaikannya secara berjamaah selama sebulan penuh. Diakui Sahrul, salat Tarawih berjamaah menjadi targetnya Ramadhan kali ini.
"Jadi ini adalah satu masa dimana saya harus lebih mengenal Allah. Target saya enggak muluk-muluk. Saya cuma ingin salat Tarawih berjemaah di masjid full. Di luar kota pun saya sesuaikan supaya tidak bertabrakan dengan niat saya itu," paparnya.
"Saya pikir semua umat muslim ingin menjadi lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Ada Allah, kalau kita masih merasa sedih, merasa sendiri, berarti kita belum belajar mengenal Allah dengan baik," ujar Sahrul Gunawan.
