TEMPO.CO, Jakarta -Sastrawan Hamsad Rangkuti kembali masuk rumah sakit setelah jalani operasi awal bulan Mei lalu. Bermula dari ring yang pernah dipasang di kemaluannya sejak tujuh tahun lalu jebol, Hamsad sempat alami perdarahan.
Baca: Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti
Beberapa pekan usai dioperasi, kondisi Hamsad menurut istrinya, Nur Windasari masih belum stabil. Bahkan, Rabu, 16 Mei lalu kondisi Hamsad masih belum sadar. "Sebetulnya sempat dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Di tengah jalan kejang-kejang dan sempat masuk IGD di RS Permata, Pamulang," tutur Nur kepada Tempo.
Sekitar satu jam kemudian Hamsad pun kembali dirujuk ke RS Siloam Karawaci, tempat ia dioperasi. "Harusnya di HCU (High Care Unit) apa daya enggak ada biaya. Mudah-mudahan mukzizat menghampiri Bang Hamsad," ujar Nur.
Terhitung sampai hari ini, sudah empat hari kondisi Hamsad belum sadarkan diri.
Sastrawan Hamsad Rangkuti menjalani perawatan Ruangan Elang di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok akibat terkena stroke, Sawangan, Depok, 28 Agustus 2017. TEMPO/Irsyan Hasyim
Proses operasi pengangkatan ring berlangsung 2 Mei pagi hari. Agar kebutuhan buang air kecil lancar, menurut Nurwinda, saat itu tim dokter melakukan pengeboran di area perut agar Hamsad dapat mengeluarkan air seni. Butuh waktu satu sampai dua bulan untuk bisa kembali jalani operasi agar kelak Hamsad bisa buang air kecil secara normal. Namun menurut Nur itu pun bergantung proses sembuhnya luka juga kondisi fisik Hamsad. "Perlu dilihat apakah organnya masih bisa atau tidak, ujarnya.
Hamsad Rangkuti menderita sakit sejak 2016 lalu. Dia menderita sakit jantung dan stroke ringan. Sebelumnya, tahun 2012 jantungnya sempat dipasangi ring.
Kesehatan Hamsad kian menurun akibat stroke pada 2013. Dua tahun kemudian, Nur melanjutkan, kondisi suaminya membaik. Hamsad bisa berjalan barang satu hingga lima meter. Namun kondisi itu tak lama. Enam bulan kemudian, Hamsad terkena penyumbatan darah di otak.
Hamsad Rangkuti adalah penulis yang sudah mengantongi berbagai penghargaan, termasuk penghargaan Khatulistiwa Literary award 2003 dan SEA Write Award 2008.