TEMPO.CO, Boyolali - Usia senja bukanlah penghalang untuk tetap berkarya. Meski sudah hampir separuh abad berkiprah di dunia musik, God Bless masih memiliki satu cita-cita mulia untuk membasuh dahaga para pecinta rock di Indonesia.
Baca: God Bless Bangga Bisa Sepanggung dengan Europe di Boyolali
"Tentu kami ingin punya album baru yang benar-benar gress (bukan album repackage)," kata pentolan God Bless Ahmad Albar sebelum tampil sebagai pembuka band Europe di Volkano Rock Festival 2018 di Stadion Pandanarang Kabupaten Boyolali pada Sabtu malam, 12 Mei 2018.
Ahmad Albar mengatakan, saat ini God Bless sudah memiliki beberapa materi lagu baru. Jika tidak ada aral melintang, God Bless berniat memulai proses rekaman pada akhir tahun ini. "Mudah-mudahan ya, itu harapan kami," kata pria yang akrab disapa Iyek itu.Vokalis band Godbless, Ahmad Albar saat tampil beraksi di Makassar, Sulawesi Selatan, 21 November 2015. ANTARA/Dewi Fajriani
Seperti diketahui, God Bless terakhir kali merilis album baru pada akhir 2016 lalu. Album berjudul Cermin 7 itu berisikan 12 lagu. Namun, hanya tiga lagu di antaranya yang benar-benar baru. Sedangkan sembilan lagu lainnya diambil dari album Cermin (dirilis pada 1982) yang didaur ulang.
Menurut Ahmad Albar, pesatnya perkembangan teknologi secara tidak langsung berdampak pada menurunnya dunia industri musik. Pada era 70-an hingga awal dekade milenium, perusahaan label rekaman masih bisa memproduksi rilisan fisik berupa vinyl (piringan hitam), kaset pita, hingga cakram padat (CD).
"Dulu semuanya cukup semrawut, terutama soal hak cipta. Sekarang di era digital ini mulai dibenahi. Kami berharap dunia musik Indonesia bisa lebih baik daripada dulu. Meski produser dan pembajak kini sedang menurun bisnisnya, saya yakin rock tidak akan mati di Indonesia," kata Ahmad Albar.
Menanggapi pasang surutnya musik rock Indonesia di era digital, Gitaris God Bless Ian Antono menganggap itu hal yang wajar. "Musik itu soal selera ya, jadi biasa saja kalau ada up and down. Tapi sekarang masih banyak juga band rock yang masih eksis," kata Ian Antono.