Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Empat Lakon Teater Bel, Penyair yang Terbunuh

image-gnews
Kelompok Teater Bel asal Bandung (Indonesia Kaya)
Kelompok Teater Bel asal Bandung (Indonesia Kaya)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung -Istri seorang penyair memburu seorang redaktur seni koran Minggu. Perempuan tua itu mendatangi rumahnya lalu melabrak habis-habisan. "Suamiku harus mati di tangan orang seperti dia. Malang betul suamiku. Dia harus mati karena orang yang tidak bermutu."

Baca: Rekor Nano Riantiarno, Pentas Teater Koma Hanya 3,5 Jam

Menurut dia, suaminya mengirim ratusan naskah puisi ke koran itu, tapi redaktur tak pernah memuatnya. Walau sudah melengkapi dengan prangko balasan, naskahnya yang tanpa salinan pun tak pernah pulang. Sang penyair frustrasi berat lalu mati.

"Dasar penyair cengeng, manja, itu namanya mental tempe, mental kerupuk singkong. Coba bayangkan kalau semua penyair itu kayak suamimu, berapa yang modar dalam sebulan. Konyol, tidak punya perasaan bersabar," kata redaktur yang bertopi juru masak.

Saat memakai nama asli yang sama dengan organ vital lelaki, karya penyair itu selalu masuk tong sampah. Padahal sebelumnya, ketika menggunakan nama alias Ratu Pandanwangi, ia dianggap sebagai maestro besar. Sosoknya misterius karena tidak pernah terlacak jati dirinya. "Puluhan kali menang sayembara puisi tapi hadiahnya tidak pernah diambil. Menampakkan hidungnya pun tidak pernah. Gila, edan, ini sudah lima tahun," kata redaktur.

Lisa Pandansari dan Deden Syarief memainkan drama berjudul Penyair yang Terbunuh karya Sri Harjanto Sahid itu dengan apik. Akting mereka menghanyutkan penonton dengan variasi gerakan yang mengusir kebosanan dari dialog dua pemain selama 80 menit. Setting panggung sederhana berupa kursi-meja kotak serta properti seperti sekat lipat memunculkan bahasa gambar yang efektif menyegarkan pementasan.

Tanpa klimaks, sutradara Erry Anwar menyisakan kejutan pamungkas menjelang akhir. Perempuan itu mengaku membunuh suaminya demi membebaskan tekanan jiwanya gara-gara puisinya tak pernah dimuat di koran. Sasaran pisau berikutnya mengarah ke redaktur. "Lakon ini agak eksperimental karena menggabungkan unsur seni rupa," ujar Erry, yang pernah berkuliah di jurusan seni rupa Institut Teknologi Bandung dan jurusan teater Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung.

Teater Bel, yang merayakan usia 44 tahun, mementaskan empat lakon sekaligus dalam pementasan sehari di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, Ahad lalu. Rencananya, pertunjukan serupa akan dipentaskan keliling kampus dan kota lain. Semua lakon merupakan garapan Erry dengan penata musik Ridwan Saidi.

Bertajuk "B4PER", akronim dari Bel 4 Pertunjukan, lakon perdana menampilkan Pinangan karya Anton Chekov pada pukul 09.30. Seusai rehat 30 menit, berlanjut ke lakon kedua yang berjudul Perkawinan di Ujung Tanduk karya Sri Harjanto Sahid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam karya Pinangan, Erry berusaha mendobrak pakem teater realisme itu. Caranya dengan membenturkan gaya Stanislavsky dengan Bertolt Brecht. Pada konsep teater modern, untuk mengangkat situasi panggung biasanya dipakai teknik pemusatan fokus. Kedua pemain yang bertatapan sambil berdialog menjadi cara untuk menghanyutkan penonton.

Namun Erry memisahkan tatapan mata seperti itu. "Brecht bilang jangan melulu teater menghanyutkan orang, tapi mendorong orang untuk berpikir, sengaja disadarkan atau digiring untuk berpikir dari masalah di naskah."

Lakon kedua yang dimainkan Suzy Rinaldhy dan Yoyo C. Durachman juga memikat. Kisahnya berupa obrolan ringan dan lucu pasangan tua yang sudah 27 kali kawin-cerai. Menurut Erry, empat lakon itu tidak saling terkait atau tanpa benang merah antar-judul. Kesamaannya, semua digarap dengan memadukan teater modern ala Barat dan teater rakyat di Indonesia.

Pementasan sekaligus empat judul ini dilakukan karena pertimbangan, antara lain, Erry terhitung lama tidak menggarap teater dan pernah membesut pementasan Waiting for Godot pada 1984 selama 4,5 jam. Proses latihan pertunjukan yang dikonsep enam bulan lalu itu juga bisa efektif. Tiap dua minggu ia melatih pemain di Bandung lalu pulang ke Jakarta.

Berdiri pada 1974, teater itu semula bernama Gelanggang Remaja (GR), yang beralih nama menjadi Teater Bel pada 1985. Menurut Erry, teater tersebut sempat berjaya pada 1980-1996, dengan format pembelajaran drama, sering tampil di pentas, muridnya puluhan orang, dan bergenerasi.

Sejak rezim Soeharto tumbang pada 1998, Bel terbelah karena ada yang pro dan kontra pada masa awal reformasi. "Bel pernah 13 tahun mati suri setelah Soeharto jatuh. Mulai 2008 bangkit lagi," ujar Erry.

Pementasan terakhir "B4PER" menyuguhkan drama musikal Petualangan Dawala. Penulis naskah Djaduk Djajakusuma, yang terinspirasi dari sebuah cerita rakyat di Prancis, aslinya memberi judul Wek Wek. Namun, dalam lakon ini, konsep teater rakyat dengan tokoh-tokoh punakawan wayang, seperti Cepot, Dawala, dan Gareng, tampil kurang gereget.

Dengan serangkaian pementasan sebelumnya, drama musikal ini menjadi seperti antiklimaks atau tanpa kejutan. Para tokoh wayang di panggung itu selama hampir sejam tidak selucu ketika dimainkan dalang. "Dawala sudah pasti teater rakyat, tapi punya naskah. Akibatnya, walau jadi terjaga, saya minta juga pemain tetap main teater rakyat," kata Erry. Selama ini Bel sangat jarang menampilkan drama musikal, tapi sering menggelar lomba teater drama musikal.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

26 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Tom Holland akan Main Teater Romeo and Juliet sebagai Pemeran Utama

51 hari lalu

Tom Holland memerankan karakter Romeo dalam pementasan teater Romeo and Juliet karya sutradara Jamie Lloyd produksi West End. Foto: Instagram/@tomholland2013
Tom Holland akan Main Teater Romeo and Juliet sebagai Pemeran Utama

Tom Holland akan memerankan karakter Romeo dalam pementasan Romeo and Juliet produksi West End, karya sutradara Jamie Lloyd.


5 Karya Butet Kartaredjasa yang Terkenal

52 hari lalu

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
5 Karya Butet Kartaredjasa yang Terkenal

KaryaButet Kartaredjasa mencakup berbagai bidang seni pertunjukan, mulai dari teater hingga musik, dan dari sandiwara radio hingga kolaborasi seni.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud Benarkan Whatsapp Butet Kartaredjasa Diretas

10 Desember 2023

Seniman Butet Kartaredjasa bersama bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat acara kongkow bareng di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin, 23 Oktober 2023. Kongkow bareng budayawan, komedian, dan anak muda tersebut sembari mendiskusikan tentang perkembangan industri kreatif dan kesenian, serta isu-isu terkini di lingkup masyarakat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud Benarkan Whatsapp Butet Kartaredjasa Diretas

Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud Finsensius Mendrofa telah bertemu dengan Butet Kartaredjasa di Yogyakarta memberikan dukungan.


Penulis Agus Noor Ungkap Kondisi Stafnya yang Diminta Polisi Beri Pernyataan Pers

9 Desember 2023

Agus Noor, penulis dan Direktur Artistik Calon Lawan dalam konferensi pada Jumat, 19 Oktober 2023. Foto: TEMPO/Gabriella Keziafanya Binowo.
Penulis Agus Noor Ungkap Kondisi Stafnya yang Diminta Polisi Beri Pernyataan Pers

Agus Noor menegaskan dirinya bersama Butet Kartaredjasa bertanggung jawab atas pernyataan adanya intimidasi.


Penjelasan Penulis Agus Noor Dipanggil Polisi Pasca-Pentas Musuh Bebuyutan

8 Desember 2023

Happy Salma dan Cak Lontong dalam pementasan
Penjelasan Penulis Agus Noor Dipanggil Polisi Pasca-Pentas Musuh Bebuyutan

Pemanggilan berpangkal kepada peristiwa sesaat sebelum Musuh Bebuyutan yang ditulis Agus Noor dan dilakoni Butet Kartaredjasa dipentaskan 1 Desember.


Setelah Pentas Butet Kartaredjasa Diduga Diintimidasi, Penulis Agus Noor Diperiksa Polisi

7 Desember 2023

Agus Noor, penulis dan Direktur Artistik Calon Lawan dalam konferensi pada Jumat, 19 Oktober 2023. Foto: TEMPO/Gabriella Keziafanya Binowo.
Setelah Pentas Butet Kartaredjasa Diduga Diintimidasi, Penulis Agus Noor Diperiksa Polisi

Penulis Agus Noor diperiksa polisi kemarin. Sebelumnya, ramai dugaan intimidasi dalam pentas Musuh Bebuyutan yang dibuat Butet Kartaredjasa.


Butet Kartaredjasa Tegaskan Polisi Harusnya Panggil Dia atau Agus Noor soal Intimidasi Pentas Teater, Bukan Staf

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa  dalam pertunjukan seni teater
Butet Kartaredjasa Tegaskan Polisi Harusnya Panggil Dia atau Agus Noor soal Intimidasi Pentas Teater, Bukan Staf

Menurut Butet Kartaredjasa, sebagian pendukung pentas yang merupakan anak muda khawatir dengan pembatasan itu sehingga dianggap seperti Orde Baru.


Dugaan Intimidasi Polisi dalam Pentas Butet Kartaredjasa, Agus Noor: Staf Tak Paham Intimidasi

7 Desember 2023

Agus Noor, penulis dan Direktur Artistik Calon Lawan dalam konferensi pada Jumat, 19 Oktober 2023. Foto: TEMPO/Gabriella Keziafanya Binowo.
Dugaan Intimidasi Polisi dalam Pentas Butet Kartaredjasa, Agus Noor: Staf Tak Paham Intimidasi

Menurut Agus Noor, staf tersebut tidak tahu-menahu tentang substansi intimidasi. Namun diajak polisi untuk jumpa pers.