Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

30 Tahun Gamelan Jawa Dirayakan di London

Reporter

Editor

Aisha Shaidra

image-gnews
ILUSTRASI. Pentas Kelompok Gamelan Siswo Sukro asal London, Inggris saat acara Festival Kesenian Yogyakarta 29 di Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (9/8/2017) malam. Penampilan tersebut menjadi rangkaian tur grup tersebut ke Indonesia hasil program kerja sama KBRI London dan Kemendikbud RI. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
ILUSTRASI. Pentas Kelompok Gamelan Siswo Sukro asal London, Inggris saat acara Festival Kesenian Yogyakarta 29 di Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (9/8/2017) malam. Penampilan tersebut menjadi rangkaian tur grup tersebut ke Indonesia hasil program kerja sama KBRI London dan Kemendikbud RI. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Tiga puluh tahun lalu, Pemerintah Republik Indonesia memberikan seperangkat gamelan lengkap kepada warga Inggris sebagai tanda persahabatan yang ditempatkan di gedung kesenian Southbank Centre, London.

Untuk merayakan keberadaan gamelan di Inggris selama 30 tahun tersebut, sebuah pertunjukan gamelan Jawa digelar sekaligus pembukaan kembali Gedung Queen Elizabeth Hall yang selama dua tahun terakhir ditutup lantaran renovasi.

Baca: Anak Muda Tak Doyan Gamelan, Sinden Jepang Hiromi Eman-eman

Hal tersebut dituturkan Pensosbud KBRI London, Okky Diane Palma kepada Antara, Ahad pekan ini.

Dalam pertunjukan gamelan Jawa dimainkan kelompok Southbank Gamelan Players (SBGP) juga ditampilkan tarian dibawakan kelompok tari Lila Bhawa Indonesian Dance UK.

Pemain gamelan berseragam batik khas Solo, sebagian besar warga Inggris itu dengan asyik memainkan alat musik gamelan yang berhasil menghipnotis setiap pengunjung memadati ruang terbuka di Queen Elizabeth Hall, Southbank Centre, London.

Para pengunjung yang semakin banyak berdatanhan berjejal, bahkan rela duduk di seputar panggung dan rela berdiri berdesakan dengan penonton lainnya yang terbius oleh bunyian magis sesekali ditimpali nada-nada menggebrak.

Pertunjukan yang digelar sebagai bagian dari seri Friday Tonic dan Concrete Dreams Weekend adalah seri pementasan musik dilakukan Jumat sore bertujuan agar dinikmati commuters disaat mereka pulang kerja dan mampir ke Southbank Centre sekedar minum kopi atau ngobrol.

Sementara itu, Concrete Dreams Weekend yang berlangsung dari tanggal 27 hingga 29 April mendatang merayakan sejarah pendirian gedung Queen Elizabeth Hall pada tahun 1960-an.

Direktur Gamelan di Southbank Centre, Sophie Ransby menyatakan penghargaan dan terima kasih atas jalinan persahabatan antara Indonesia dan Inggris Raya selama ini. Keberadaan gamelan yang menjadi salah satu jenis musik digandrungi masyarakat Inggris menjadi pengokoh ikatan persabatan itu, khususnya dalam diplomasi antarwarga atau people-to-people.Kekuatan ikatan pada tingkat ini diyakini akan menjamin persahabatan yang lebih panjang, ujarnya.

Usai sambutan, pemain menampilkan lagu pertama Diradameta yang dimainkan menyusul Gangsaran Roning Tawang yang menjadi bagian dari repertoar baku gamelan Solo, Jawa Tengah. Sajian semakin menarik ketika pemain menyuguhkan lagu, Full Fathom Five merupakan komposisi kontemporer diciptakan komponis dan musisi gamelan Alec Roth, seorang pendiri kelompok Southbank Gamelan Players.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alec Roth, perintis penyebaran musik gamelan di Inggris dan ikut menabuh gamelan sejak awal gamelan di Southbank. Pementasan diikuti tari topeng tradisi desa Klaten, yaitu Tari Klana, ditarikan Sujarwo Joko Prehatin, dalang asal Tengah Jawa yang menetap di Inggris.

Penonton makin terkesima dengan alunan musik gamelan khas Indonesia menyuguhkan Gendhing Talu, bagian dari repertoar tradisi gamelan Jawa dipentaskan sebagai musik awal atau pembuka pertunjukan wayang kulit. Kelompok Southbank Gamelan Players berencana akan membawa karya ini pada pertunjukan wayang kulit di Jerman, Cardiff dan Wales tahun 2018 ini.

Karya lain ditampilkan adalah komposisi gamelan kontemporer Cornish Lancaran, musik gamelan digabung dengan saxofon dimainkan Sophie Ransby.

Kemudian, ditampilkan juga Ice Cream Van From Mars, komposisi ciptaan Malcolm. Selanjutnya Pig in the Kraton, yang diciptakan Andy Channing, dimainkan di mana semua pemain memakai kacamata hitam. Salah satu pemain memakai topeng babi, lalu menggoda para penonton. Tingkah ini merupakan bagian dari pertunjukan.

Selain itu juga, ditampilkan gending tradisional Gambyong Pareanom, kemudian tarian klasik Solo yang dipentaskan penari dari Lila Bhawa Indonesian Dance UK. Menutup pertunjukan ditampilkan komposisi karya Rahayu Supanggah berjudul Bibaran yang diciptakan sebagai penutup pementasan.

Pada pementasan di Southbank menampilkan kepiawaian para pemain memainkan komposisi tradisi dan kontemporer membuat gamelan dapat diterima masyarakat Inggris, yang akrab dengan jenis-jenis musik klasik.

Sementara itu Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, E. Aminudin Aziz, hadir bersama istri mewakili KBRI dalam kesempatan itu, menyampaikan terima kasih kepada pegiat seni gamelan ini, yang terus- menerus merawat budaya Indonesia di Inggris.

Aminudin memuji anggota SBGP sebagai "duta" Indonesia berakar dari tanah lokal dan ia juga mencatat beberapa pemain yang aktif dalam kelompok gamelan merupakan alumni penerima beasiswa Darmasiswa yang sudah puluhan tahun lalu.

Keberhasilan mereka merawat seni gamelan di Inggris merupakan wujud keberhasilan program beasiswa Darmasiswa. John Pawson, tokoh sentral dalam SBGP merupakan rombongan perintis penerima beasiswa yang dalam pandangannya untuk belajar gamelan secara utuh, program beasiswa Darmasiswa menjadi salah satu pintu masuk. Ia berharap beasiswa Darmasiswa ini dipertahankan dan ditambah kuotanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Kota Ramah Vegan di Dunia dari London Hingga Lisbon

4 hari lalu

Salah satu restoran yang menyajikan makanan vegan di London, Itadaki Zen. Instagram.com/@itadakizen.london
10 Kota Ramah Vegan di Dunia dari London Hingga Lisbon

Wisatawan yang menjalani atau ingin mencoba pola makan vegan tidak akan kesulitan menemukan restoran yang ramah vegan saat bepergian


Panduan Wisata Belanja di London, Waktu hingga Destinasi Terbaik

17 hari lalu

Harrods di London, Inggris. Shutterstock
Panduan Wisata Belanja di London, Waktu hingga Destinasi Terbaik

London juga salah satu tempat terbaik di dunia untuk wisata belanja yang beragam.


Jelajahi 5 Kawasan Ikonik Portugal yang Menjadi Lokasi Syuting Film Damsel

17 hari lalu

Film Damsel. (Tangkapan layar Youtube.com/Netflix)
Jelajahi 5 Kawasan Ikonik Portugal yang Menjadi Lokasi Syuting Film Damsel

Damsel berhasil menghidupkan suasana abad pertengahan melalui kombinasi studio film dan lokasi kehidupan nyata


Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

20 hari lalu

St Paul's Cathedral London (Pixabay)
Perpustakaan Katedral Ikonik London Buka Pintu untuk Kutu Buku yang Ingin Menginap

Bagi yang ingin menginap di perpustakaan katedral London, Airbnb memasang tarif Rp140 ribu untuk satu malam. Syaratnya, tamu harus kutu buku.


Mengenang Brian Jones, Gitaris Pendiri The Rolling Stones

29 hari lalu

Lewis Brian Hopkins Jones adalah seorang Guitaris dan salah satu pendiri band Rolling Stones. Jones meninggal di kolam renang pada tahun 1969 di rumah Farm Cotchford, tetapi kematian Jones tersebut disangkal oleh sejumlah saksi saat kejadian. neocrisis.com
Mengenang Brian Jones, Gitaris Pendiri The Rolling Stones

Mengenang perjalanan hidup pendiri The Rolling Stones, dari kejayaan musik rock hingga akhir tragis hidupnya.


BT Tower London akan Diubah Menjadi Destinasi Hotel Mewah

33 hari lalu

BT Tower, London, Inggris. Unsplash.com/Karen Uppal
BT Tower London akan Diubah Menjadi Destinasi Hotel Mewah

BT Tower salah satu destinasi ikonik di London, awalnya dikenala sebagai Post Office


Justin Timberlake akan Gelar Pertunjukan di London, Tiket Gratis tapi Terbatas

39 hari lalu

Justin Timberlake menghadiri acara penerimaan penghargaan Grammy Award 2013 di Los Angeles, (10/2). REUTERS/Mario Anzuoni
Justin Timberlake akan Gelar Pertunjukan di London, Tiket Gratis tapi Terbatas

Justin Timberlake kembali menggelar pertunjukan gratis, kali ini di London pada Jumat, 23 Februari 2024.


Istanbul Kota yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan Internasional pada 2023

48 hari lalu

Hagia Sophia di Distrik Fatih, Istanbul, Turki dipadati wisatawan, Kamis, 19 Oktober 2023. (Tempo/Egi Adyatama)
Istanbul Kota yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan Internasional pada 2023

Banyak alasan untuk traveling ke Istanbul, dari Hagia Sophia yang menakjubkan sampai Grand Bazaar yang berusia lebih dari 500 tahun.


Hari ini, 55 Tahun Lalu Konser Terakhir The Beatles Dihentikan Polisi, Terdapat dalam Film Dokumenter Let It Be

58 hari lalu

Anggota band The Beatles menaiki pesawat sewaan mereka menuju dari bandara Seattle Tacoma menuju Vancouver, Kanada, Agustus 1964. Ini merupakan konser pertama mereka di Kanada. Dailymail.co.uk
Hari ini, 55 Tahun Lalu Konser Terakhir The Beatles Dihentikan Polisi, Terdapat dalam Film Dokumenter Let It Be

Hari ini, 55 tahun lalu grup legendaris The Beatles lakukan konser terakhirnya di London. Semua terekam dalam film dokumenter Let It Be.


Bukan Paris atau Roma, Inilah Kota Paling Romantis di Eropa untuk Rayakan Hari Valentine

26 Januari 2024

Wisatawan memadati Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Ratu Elizabeth II harus pindah sementara waktu dari Buckingham karena istana tersebut akan direnovasi. Rob Stothard/Getty Images
Bukan Paris atau Roma, Inilah Kota Paling Romantis di Eropa untuk Rayakan Hari Valentine

Paris dikenal sebagai kota paling romantis selama bertahun-tahun, tapi tahun ini tidak lagi.