Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Film Nasional, Dirayakan dengan Vintage Film Festival

image-gnews
Hari Film Nasional diperingati setiap 30 Maret. Sosok Usmar Ismail, yang melahirkan karya-karya legendaris pada 1950-an hingga 1970-an, menjadi catatan penting dalam sejarah perfilman Indonesia. ISTIMEWA
Hari Film Nasional diperingati setiap 30 Maret. Sosok Usmar Ismail, yang melahirkan karya-karya legendaris pada 1950-an hingga 1970-an, menjadi catatan penting dalam sejarah perfilman Indonesia. ISTIMEWA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Dalam rangka merayakan Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret, GO-TIX bekerja sama dengan FLIK dan CGV Cinemas Indonesia menggelar Vintage Film Festival (VFF). Gelaran ini menayangkan berbagai macam film lawas Indonesia yang telah direstorasi sehingga dapat ditonton dengan kualitas high definition (HD) tanpa mengurangi originalitas film tersebut.

Baca: Rayakan Hari Film Nasional, 4 Film Indonesia Diputar di Leiden

Dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Selasa, 27 Maret 2018, CEO FLIK Manoj Samtani menjelaskan bahwa restorasi merupakan upaya untuk menyelamatkan dan mencegah koleksi film-film lawas Indonesia dari kerusakan. “Oleh karena itu, kami mendaftarkan berbagai film yang kualitasnya dapat kami pulihkan kembali agar dapat dinikmati oleh seluruh pecinta film, baik dari dalam maupun luar negeri,” kata Manoj Samtani saat konferensi pers VFF di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Maret 2018.

Genre film lawas yang akan ditampilkan pun beragam, mulai dari drama, komedi, horor, hingga aksi laga. Film-film yang akan ditayangkan adalah Matt Dower (1969) karya Nya Abbas Akup, Ateng Sok Aksi (1977) karya Ahmad Jamal, Pengabdi Setan (1980) karya Sisworo Gautama Putra, Ratu Ilmu Hitam (1981) karya Imam Tantowi, Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982) karya Chaerul Umam, WARKOP: Sama Juga Bohong (1986) karya Chaerul Umam, dan seri Catatan Si Boy (1987 – 1991) karya Nasri Cheppy.

Diputranya film-film lawas yang sudah direstorasi dalam gelaran VFF dapat memberikan gambaran kepada masyarakat, bahwa banyak film lawas Indonesia yang memiliki jalan cerita yang unik, juga mengandung banyak pesan moral.

Selain itu, gelaran VFF hadir sebagai bentuk apresiasi kolaboratif pelaku industri perfilman yang sukses menghibur melalui ribuan judul film sejak film pertama diproduksi di Indonesia tahun 1926, juga dapat membantu masyarakat untuk mengapresiasi dan mencintai film-film karya sineas Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

VFF sendiri akan berlangsung selama satu bulan penuh dan akan diputar secara serentak di 10 kota (Jakarta, Bekasi, Bandung, Cirebon, Tangerang, Depok, Yogyakarta, Karawang, Surabaya, dan Medan) jaringan CGV Cinemas Indonesia mulai 29 Maret hingga 29 April 2018.

Sebelum direstorasi, kebanyakan arsip film-film lawas berada dalam kondisi fisik yang mengkhawatirkan. Materi film dalam format seluloid umumnya mengalami kerusakan berupa robek atau tergores, terpapar debu, bekas sidik jari, hingga serangga yang menempel pada pita film. Kondisi alam dan cuaca tropis di Indonesia juga mempengaruhi pita film menjadi cepat berjamur, mencair, bahkan menguap dengan mengeluarkan bau asam.

Dengan teknologi restorasi, film-film lawas dengan kondisi terburuk dapat diperbaiki dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah pemulihan dengan merestorasi fisik pita seluloid secara manual. Tahap ini dapat memakan waktu yang cukup lama dan dilakukan oleh ahli khusus restorasi. Setelahnya, pita seluloid siap dipindai (scanning) dan ditransfer ke dalam format digital.

Tahap selanjutnya adalah menggabungkan restorasi film secara manual dan digital. Ada ratusan ribu frame untuk setiap film yang berdurasi dua jam (120 menit), oleh karena itu, tahapan ini membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga bulanan karena restorasi dilakukan frame per frame tergantung pada tingkat kerusakannya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

22 hari lalu

Menparekraf Sandiaga Uno saat menghadiri acara Batam Wonderfood & Art Ramadan, Sabtu, 1 Maret 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra.
Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

Sandiaga mengatakan, kemajuan film Indonesia bisa dilihat dari angka penonton yang setiap tahun melampaui target.


Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

24 hari lalu

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film


Hari Film Nasional, Reza Rahadian Ingin FFI Jaga Marwah dan Netralitas

25 hari lalu

Hari Film Nasional diperingati setiap 30 Maret. Sosok Usmar Ismail, yang melahirkan karya-karya legendaris pada 1950-an hingga 1970-an, menjadi catatan penting dalam sejarah perfilman Indonesia. ISTIMEWA
Hari Film Nasional, Reza Rahadian Ingin FFI Jaga Marwah dan Netralitas

Di momen Hari Film Nasional, Reza Rahadian berharap siapa pun yang akan menggantikannya bisa membawa kebaikan bagi film Tanah Air.


Hari Film Nasional, Riri Riza Melihat Sosok Usmar Ismail

25 hari lalu

Riri Riza Sutradara Film Laskar pelanggi berfoto di depan salah panel yang dipamerkan dalam Pameran Usmar Ismail. Pameran Usmar Ismail tersebut diadakan di Kopigo,  Kota Bukittinggi pada 28 Maret hingga  8 April 2024. TEMPO/ Fachri Hamzah.
Hari Film Nasional, Riri Riza Melihat Sosok Usmar Ismail

Riri Riza juga menjelaskan, bahwa karya-karya Usmar Ismail identik dengan keIndonesiaannya.


Lewat Film Djenderal Kantjil, Sako Academy Kenalkan Sosok Usmar Ismail

25 hari lalu

Poster film Djenderal Kantjil. Foto: Wikipedia.
Lewat Film Djenderal Kantjil, Sako Academy Kenalkan Sosok Usmar Ismail

Sako Academy menyelenggarakan pemutaran film yang diproduseri oleh Usmar Ismail di Kota Bukittinggi. Film yang diputar berjudul Djenderal Kantjil.


Hari Film Nasional, Prilly Latuconsina Punya Harapan Besar untuk Sineas Muda

25 hari lalu

Prilly Latuconsina dalam acara konferensi pers Hari Film Nasional bersama Netflix Indonesia di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024. TEMPO/Marvela
Hari Film Nasional, Prilly Latuconsina Punya Harapan Besar untuk Sineas Muda

Memperingati Hari Film Nasional, Prilly Latuconsina mengungkapkan harapannya untuk sineas muda dan masa depan industri perfilman Indonesia.


Sako Academy Gelar Putar Film Usmar Ismail di Kota Kelahiran

25 hari lalu

Pembukan perayaan Hari Film Nasional i oleh Arif Malin Mudo yang merupakan Founder Sako Academy. Perayaan Hari Film Nasional tersebut dilakukan pada Kamis 28 Maret 2024 di Kota Bukitinggi.Foto TEMPO/Fachri Hamzah.
Sako Academy Gelar Putar Film Usmar Ismail di Kota Kelahiran

Sako Academy mengelar peringatan Hari Film Nasional di Kota Bukitinggi, Sumatera Barat pada Kamis 28 Maret 2024 dengan cara memutar film Usmar Ismail.


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

25 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

25 hari lalu

Film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. wikipedia
Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Pengambilan gambar film Darah dan Doa dijadikan peringatan Hari Film Nasional setiap 30 Maret


Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

26 hari lalu

Seorang warga sedang memotret mural Usmar Ismail yang berada di Janjang 40, Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Jumat, 29 Maret 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

Hari Film Nasional 2024 digelar dengan mendatangi tempat-tempat yang penuh kenangan bagi Usmar Ismail di Kota Bukittinggi.