TEMPO.CO, Los Angeles - Bruno Mars memang mengejutkan bisa mengalahkan Jay-Z untuk menggondol anugerah paling bergengsi Grammy Awards pada Minggu malam waktu Amerika Serikat.
Rupanya, ada bintang yang penampilannya lebih mengejutkan. Mantan calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, membacakan salah satu cuplikan buku kontroversial karangan Michael Wolff, Fire and Fury.
Baca: Daftar Lengkap Pemenang Grammy Awards 2018
Parodi pra-rekaman menampilkan host Grammy Awards, James Corden, mengaudisi para selebritas, termasuk John Legend, Cher, Snoop Dogg, dan Cardi B. Mereka membacakan buku yang mengisahkan tahun pertama Presiden Donald Trump di Gedung Putih itu. Mereka berpura-pura bersaing satu sama lain untuk mendapatkan Grammy.
Clinton, yang dikalahkan Trump dalam pemilu 2016, lalu membacakan sebuah nukilan dari buku itu mengenai kebiasaan makan Presiden Trump.
"Salah satu alasan mengapa dia suka menyantap McDonald's: tak ada seorang pun yang tahu kapan dia muncul dan makanan prasaji itu sendiri aman," kata Clinton membacakan nukilan buku kontroversial itu, seperti dikutip Reuters.
Corden lalu memuji Clinton, kemudian berujar, "Grammy sudah pasti di tas (Anda)."
Buku Fire and Fury: Inside the Trump White House karangan Wolf menjadi best seller pada 5 Januari karena memicu gelombang politik, ancaman gugatan hukum dari pengacara Trump, dan usaha penggalan penerbitannya.
Buku yang disebut Trump penuh kebohongan itu menggambarkan Gedung Putih yang rusuh, Presiden yang tidak siap memerintah Gedung Putih, dan para pembantunya yang meragukan kemampuannya menjadi presiden. Buku ini didasarkan hasil wawancara pengarang terhadap mantan Kepala Strategis Trump, Steve Bannon, dan orang-orang dekat Trump lain. Demikian Reuters.
Di luar semua itu, Grammy Awards 2018 tetap menjadi ajang pembuktian Bruno Mars. Penyanyi bersuara tinggi ini berjaya dengan meraih enam penghargaan.