TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai ungkapan cintanya pada sang suami Dwi Sasono, Widi Mulia memberi kado spesial di ulang tahun perkawinan ke-10 yang jatuh pada 4 November 2017.
Kejutan berupa lagu berjudul Wahai Kau Tuan itu sekaligus menggambarkan kebahagiaan keluarga Widi. “Aku merasa bersyukur, perkawinan kami sudah sampai 10 tahun. Single ini sekaligus menjadi monumen 10 tahun perkawinan kami, yang akan diingat sepanjang masa,” ujar Widi.
Baca: Malas ke Luar, Widi Mulia Tahun Baruan di Rumah
Pembuatan single dipercayakan kepada Nino “RAN”, Lale, dan Ilman “Maliq & D'Essentials”. Alhasil, setelah rilis 8 Desember lalu, Wahai Kau Tuan menuai respons positif dari penikmat musik Tanah Air.
Sepuluh tahun berumah tangga, Widi bersyukur hidupnya berkecukupan. Ia berharap rumah tangganya langgeng. “Alhamdulillah dia sudah memberikan banyak buat aku dan aku enggak merasa kekurangan apa pun.”
Widi Mulia saat promosi lagu Wahai Kau Tuan. Instagram
Sebagai pasangan suami-istri secara umum, diakui Widi, dia dengan Dwi Sasono pun sempat berada di titik terendah sebuah rumah tangga. Saat kelahiran anak kedua, Widuri Putri Sasono, mereka dihadapkan pada situasi sulit. Widi menyebut, “Itu titik terendah (dalam perkawinan kami).”
Keharmonisan rumah tangga goyah. Cekcok menjadi pemandangan sehari-hari. “Kami sering ribut. Ditambah lagi, dia sering syuting di luar kota.” Ego Widi sebagai penyanyi yang sudah memiliki lima album bersama Be3 keluar. Ia tidak rela meninggalkan karier yang sudah dibangun sejak duduk di bangku SD.
“Aku enggak mau membesarkan anak sendirian, apalagi aku punya pekerjaan. Namanya seniman aku ingin tetap berkarya. Akan tetapi aku punya keluarga di mana aku harus full comitment banget. Saat itu aku frustrasi. Aku merasa, apakah (perkawinan) ini bisa jalan terus atau enggak? Banyak hal yang aku korbankan sebagai istri,” ujar Widi.
Solusinya, Widi Mulia menyingkirkan egonya dan mengubah cara pandang terhadap sebuah perkawinan.
“Kita menikah mau cari apa, sih? Tujuan sebagai ibu di dunia itu apa, sih? Mungkin aku terlalu terobsesi pada kerjaan. Mungkin aku terlalu ambisius pada kerjaan. Setelah mengubah cara pandang, akhirnya Mas Dwi melihat aku mengusahakan sesuatu yang sebelumnya aku enggak bisa dan dia hargai itu. Sikap dia berubah. Lebih legawa,” kata Widi Mulia.