TEMPO.CO, Jakarta - Musik jazz akan mewarnai Festival Panen Kopi Gayo di Takengon, Aceh Tengah, pada 16-17 Desember 2017. Kegiatan di Desa Gunung Suku, Rawe, persis di tepi Danau Laut Tawar, itu diadakan untuk mengisi panen raya kopi.
Baca: Agenda Tahun Baru Bangka Belitung: Jazz on the Bridge
Ketua panitia Festival Panen Kopi Gayo, Hardiansyah Ay, menjelaskan, selama festival berlangsung, masyarakat akan diajak dalam berbagai atraksi terkait dengan kopi. Selain acara Jazz Panen Kopi, ada wisata kebun kopi, pertunjukan budaya dan seni tradisi Gayo, serta pasar kopi.
Jazz Panen Kopi diisi maestro-maestro jazz lokal Aceh dan musikus luar daerah. "Kami ingin memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke Tanah Gayo pada musim panen kopi tahun ini dengan berbagai atraksi seni budaya," kata musikus jazz yang juga pengajar di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh itu dalam rilis yang diterima Tempo.
Festival Panen Kopi Gayo mengombinasikan kegiatan pasar (kopi), festival budaya, dan pertunjukan musik jazz sebagai bentuk selebrasi atas kegiatan panen raya kopi Gayo. Kegiatan tersebut diadakan Komunitas Gunung Suku dan Gayo Cultural Education. "Festival Panen Kopi Gayo diharapkan juga menjadi alat membangun masyarakat, seniman, petani, pedagang, dan penikmat kopi Gayo," ucap Hardiansyah.
Kopi Gayo merupakan mutiara kebanggaan dataran tinggi Gayo. Komoditas unggulan ini tercatat sebagai salah satu jenis kopi arabika terbaik di dunia. Kopi Gayo telah mendapatkan Fair Trade Certified dari organisasi Internasional Fair Trade dan sertifikat Indikasi Geografis.
Luas perkebunan kopi Gayo kini mencapai 120 ribu hektare, yang tersebar di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. "Festival Panen Kopi Gayo hadir untuk mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat setempat, baik para penduduk, seniman, maupun para stakeholder yang ikut mendukung acara Festival Panen Kopi Gayo," ucap Hardiansyah terkait dengan festival yang menyuguhkan musik jazz ini.