Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Matter's Matter, Menikmati Bulan dengan Keindahan yang Berbeda

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Male & Female, karya Radhinal Indra. Tempo/Fardi Bestari
Male & Female, karya Radhinal Indra. Tempo/Fardi Bestari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bayangkan jika kita melihat bulan purnama yang biasanya bulat, tiba-tiba berubah bentuk—terpelintir, atau bertonjolan seperti bisul yang mau pecah, bulan yang menyusut lalu kemudian mengembang dan pecah berkeping-keping. Tapi itu hanya tayangan  video berdurasi 2 menit 34 detik karya dari Radhinal Indra berjudul One Year Cycle.

Ya, seniman muda kelahiran Bima ini ingin mengajak pengunjung di Ruci Artspace menikmati bulan dalam bentuk dan keindahan yang berbeda. Lihatlah juga bulan merah dalam Ferum Ferum Ferum, begitulah seniman muda Radhinal Indra memberi judul. Karya berupa bulatan sembilan lempengan metal berjejer. Sembilan lempengan ini sebagian dicat merah, sebagian lagi dilukis seperti permukaan sebuah bola benda angkasa, atau mungkin lebih mudahnya sebagai bulan. Sebagian lagi, lempengan itu ditekuk ke dalam. Sepintas seperti melihat gambaran ketika terjadi gerhana.

Karya yang hampir serupa adalah On Being Flesh, dimana bulatan almunium berdiameter setengah meter. Tiga perempat bagiannya dicat seperti sebuah bola planet dengan hiasan nebula atau unsur material berwarna putih, sebagian lainnya-Radhinal menekuk  ke luar lepengan itu dan mewarnai dengan akrilik dominan merah dengan saputan putih.

Baca: Film The Seen and Unseen jadi Film Remaja Terbaik di APSA 2017

Radhinal juga mengeksplorasi karyanya dengan  dua bulatan lempeng alumunium yang dilukis seperti bulatan benda angkasa yang bertabur material putih dari dominasi warna biru. Uniknya, seniman lulusan Institut Teknologi Bandung ini memberikan identitas gender pada keduanya, seperti judulnya: Male& Female.Satu lempengan diberi seperti tanduk, lempengan yang lain diberikan dua tanda bulatan sejajar kiri kanan.

Karya-karya Radhinal Indra Sofyan ini masih dipajang di bidang-bidang dinding di lantai dua Ruci Artspace sejak 27 Oktober-26 November 2017. Radhinal memamerkan karya dalam nuansa luar angkasa, seperti mengajak kita berkela dan belajar astrofisika dalam pameran berjudul Matter’s  Matter.

Tumbuh dalam lingkungan keluarga akademis, ibunya seorang ahli matematika dan ayahnya di bidang ilmu sosial  rupanya mempengaruhi proses karyanya. Dalam lukisan  bernuansa sains ini. Dalam lukisan yang bernuansa ilmiah ini ia ingin menyampaikan pesan visual yang dieksplorasinya melalui eksplorasi medium pragmatis. Dia menggunakan  komposisi diagramatis sebagai cara untuk merumuskan dan menemukan keteraturan antara interaksi kompleks, antara budaya, alam, terutama benda astronomi.

“Saya mencoba memahami sudut pandang budaya yang beragam mengenai bulan, apakah bulan diberi referensi melalui sains, bahasa, mitologi atau budaya populer,” ujar Radhinal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Cerita Chicco Jerikho Sering Dikira Penyanyi Ello

Tak hanya dalam bentuk bulatan, Radhinal pun membuat karyanya dalam beberapa bentuk yang simetris dengan beragam goresan cat dan corak. Seperti kita mengenali lapisan demi lapisan dari lapisan sebuah benda angkasa. Ada yang seperti gumpalan, ada yang seperti serat-serat ada yang seperti tulang yang keropos dan sebagainya. Tetapi pada karya yang lain danmedium yang berbeda seperti medium kayu, seniman yang sudah kerap mengikuti berbagai pameran bersama ini juga menonjolkan keindahan karyanya.

Telemicroscopic, karya Radhinal Indra

Lalu apa hubungannya besar-jagad- yang kecil- tubuh manusia? Dalam pengantar kurasinya, Roy Voragen mengatakan Radhinal ini berbagai obsesinya dengan bahasanyanya: untuk mengakui kegembiraan di dalam apa yang kita belum tahu.

Matter,kata Roy, tidak berbicara untuk dirinya sendiri, seniman ini  melakukannya dengan menawarkan interpretasinya. Dan saat menghubungkan yang besar dan yang kecil, yang tak terbatas tidak sengaja merupakan usaha spiritual namun bisa dianggap spiritual dalam arti kita bisa menerjemahkan kagum sebagai pengalaman spiritual.

Menurut Roy, pameran secara keseluruhan membentuk rasi bintang total. dan dengan demikian pameran tersebut hadir untuk melambangkan simetri: bagian-bagian yang berbeda berkontribusi atau digabungkan secara keseluruhan. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

26 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Konferensi pers  Solo Exhibition
Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.