TEMPO.CO, Jakarta - Vokalis Payung Teduh, Mohammad Istiqamah Djamad, akhirnya berpamitan mundur dari kelompoknya. Ia mengakui kemundurannya karena merasa sudah ada perbedaan visi dengan anggota grup band lain.
Baca: Vokalis Payung Teduh Mundur
“Petualangan dengan Payung Teduh akan berakhir tahun depan. Saya yang mundur sih,” ujar Is—sapaan Istiqamah—kepada jurnalis seusai konser Liztomania Vol.3 yang menghadirkan Payung Teduh di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa, 14 November 2017.
Saat bendera Payung Teduh berkibar tinggi, Is justru memutuskan hengkang. Kendati begitu, Is mengatakan kemundurannya tidak akan menenggelamkan kapal Payung Teduh. Menurut dia, grup band itu akan tetap berjalan dan berkarya. “Tanpa gue, mereka tetap jalan.”
Is mengaku tak lagi menemukan jiwa berkarya sebagai seniman musik di kelompok yang membesarkan namanya tersebut. “Sekarang lebih sibuk off air.”
Ia menekankan bahwa hubungannya dengan para personel Payung Teduh lain baik-baik saja. Hanya, ada cara pandang yang berbeda. “Enggak ada perselisihan, enggak ada yang negatif, tolong digarisbawahi itu,” ucap pria berambut gondrong ini.
Musikus asal Makassar ini menuturkan boleh dikatakan konser yang berlangsung adalah perpisahan yang manis.
Kelompok yang berdiri sejak 2007 ini tak pernah diterpa berita miring. Lagu-lagunya setia dengan lirik yang puitis dan romantis menemani orang-orang muda kini.
Lagu terbarunya, Akad, menjadi hit dan laris manis diputar di berbagai tempat.
Meski sudah bertekad untuk hengkang dari Payung Teduh, Is masih berkomitmen menyelesaikan segala pekerjaan dan tanggung jawabnya hingga akhir tahun. Salah satunya menggenjot album ketiga Payung Teduh yang rencananya dirilis Desember nanti. Album dalam bentuk cakram padat ini bekerja sama dengan sebuah restoran cepat saji.
Album ini rencananya berisi sepuluh lagu, tapi satu di antaranya dipakai untuk soundtrack film Ayat-ayat Cinta 2. “Judulnya Waktu. Ada single baru juga.”
Pria yang beberapa hari ini bolak-balik Jakarta-Makassar itu mengatakan akan menekuni lagi dunia menulis dan kembali ke alam setelah mundur dari Payung Teduh. Ia mengaku sudah menetap di Makassar dan ingin mempunyai banyak waktu dengan keluarga. “Cukuplah 15 tahun di Jakarta,” ujarnya.
DIAN YULIASTUTI