TEMPO.CO, Jakarta - Happy Salma melalui yayasannya, Titimangsa Foundation, akan segera menampilkan pementasan teater Perempuan-Perempuan Chairil pada 11 dan 12 November 2017 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Sebagai produser, ia pun menyampaikan pendapatnya tentang para penyair. "Menjadi penyair itu pilihan hidup yang patut diperjuangkan. Ketika dia berhasil, dia memberikan efek dan dampak luar biasa, bukan hanya pada anak cucunya," kata Happy di gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 8 November 2017.
Secara pribadi, jika Chairil Anwar masih hidup, Happy Salma ingin menyampaikan bahwa energinya akan kekal karena kekuatan kata-katanya. "Ia menuliskan kata-kata yang menimbulkan banyak rasa bagi setiap orang," ujarnya.
Happy Salma tak membayangkan seperti apa jika Chairil Anwar masih ada saat ini. Yang pasti, Happy menyebut ia mempunyai rasa hormat kepada sang penyair. Ia juga mengatakan Chairil punya dunia sendiri.
Salma melihat bahwa banyak penyair yang akhirnya hidup selalu berpasangan dengan orang yang tidak peduli dengan karyanya. "Pada akhirnya yang diobrolkan perempuan pendamping Chairil, ya urusan domestik." Misalnya, ketika Chairil menunjukkan puisinya, respons yang didapat malah uang untuk keperluan masak.
Hingga kini, karya-karya para penyair Indonesia bukan hanya untuk anak cucunya. Masyarakat masih bisa merasakan, bukan hanya dari karya, tapi nama baik dan dedikasi penyair bisa menjadi energi.
JENNY WIRAHADI