TEMPO.CO, Yogyakarta– Penyanyi jazz asal Amerika Serikat, Patti Austin, 67 tahun yang berkolaborasi dengan pianis jazz David Benoit dalam ajang Economics Jazz ke-23 di Graha Shaba Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 28 Oktober 2017.
Kedua legenda jazz internasional itu sudah tiba di Yogyakarta sejak 26 Oktober 2017.
“Keduanya akan tampil hampir selama dua jam. Delapan lagu dari Patti dan tujuh komposisi dari Benoit,” kata promotor Economics Jazz, Tonny Prasetiantono di Bogey’s Teras, Hyatt Regency Hotel di Sleman, Jumat, 27 Oktober 2017.
Penampilan Patti Austin merupakan pertama kalinya di ajang Economic Jazz itu. Bahkan dia mencuri waktu di sela padatnya tur dari benua ke benua untuk bisa tampil di Yogyakarta.
Sebelum ke Yogyakarta, Patti lebih dahulu manggung tiga malam di Pittsburg, Pennsylvania. Usai dari Yogyakarta, Patti akan melanjutkan turnya ke tiga kota di Skandinavia, meliputi Oslo, Helsinksi, dan Stockholm.
“Saya senang bisa melihat kota di Indonesia selain Jakarta. Meski harus terbang 30 jam,” kata Patti yang mengaku bermusik membuat dia merasa muda selamanya hingga berlipat ganda.
Menurut Tonny, Patty Austin adalah penyanyi jazz yang mempunyai dua warna musik.
Selain bisa menyanyikan lagu-lagu jazz standar milik penyanyi jazz idolanya, Ella Fitzgerald, juga piawai menyanyikan lagu-lagu pop jazz. Sebut saja sederetan lagu yang membesarkan namanya seperti Smoke Gets in Your Eyes, Baby Come to Me, How Do You Keep The Music Playing, juga Say You Love Me.
“Tapi list lagu yang akan saya bawakan nanti masih rahasia,” kata Patti.
Dalam penerbangan bersama menuju Yogyakarta pada 27 Oktober 2017 lalu, Tonny mengungkapkan perbincangannya dengan Patti.
Perempuan yang dikenal di Indonesia sebagai penyanyi jazz dan blues itu mempunyai tiga band pengiring yang berganti-ganti menurut di mana dia mementaskan diri. Antara lain band dari California dan band dari New York City.
“Band pengiring di UGM nanti California,” kata Tonny sambil menyebut nama Michael Paulo sebagai peniup saxophone dalam band tersebut yang hadir juga sore itu.
Sementara David Benoit sudah dua kali tampil dalam Economics Jazz dan empat kali datang ke Yogyakarta. Dia dikenal sebagai pianis yang membawakan lagu-lagu yang tergolong smooth jazz dan easy listening. Sebut saja seperti Freedom at Midnight, Kei’s Song, Every Step of The Way, Urban Daydreams, Linus and Lucy, The Key to You, dan Music with Attitude (MWA).
“Kei adalah nama istrinya,” kata Tonny yang telah menyiapkan grand piano Steinway & Sons terbaru dari Jakarta yang dipesan Benoit.
Dari dalam negeri, kelompok jazz Idang Rasjidi yang telah berulang kali tampil turut hadir dalam ajang itu.
Di dalamnya ada Mus ‘Nono’ Mujiono sebagai vokal dan gitaris, Yance Manusama sebagai pembetot bass, musisi perkusi Iwan Wiradz, peniup saxophone Richard Hutapea, dan pemain pendatang yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM Mahesa Santosa sebagai penggebuk drum.
Penyanyi Isyana Sarasvati pun bakal turut meriahkan ajang jazz tersebut. Ia dijadwalkan tiba di Yogyakarta Sabtu pagi dengan fligt pertama.
Konser jazz yang dipandu pembawa acara Choky Sitohang itu akan dimulai pukul 19.30 dan selesai menjelang tengah malam.
PITO AGUSTIN RUDIANA