Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelusur Identitas Enny Arrow, Gelap Hingga Kini

image-gnews
Acara diskusi sastra Enny Arrow di Kampus Undip, 31 Agustus lalu. Foto: Dok. KMSI
Acara diskusi sastra Enny Arrow di Kampus Undip, 31 Agustus lalu. Foto: Dok. KMSI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Meski novel Enny Arrow meraih popularitas yang tinggi pada 1980-1990-an, sosok penulis dan penerbitnya tetap tak diketahui hingga kini. Setiap terbit, stensilan mesum itu memang hanya mencantumkan nama Enny Arrow di sampulnya yang bergambar perempuan dengan berbagai pose menantang. Adapun nama penerbitnya adalah Penerbit Mawar. Keduanya tak jelas siapa dan ada di mana.

Sejumlah tulisan tentang Enny Arrow menyebut nama Enny Sukaesih Probowidagdo sebagai penulis novel itu. Enny adalah perempuan yang lahir di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada 1924. Dulu dia bekerja di toko usaha jahit "Arrow" di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Entah bagaimana prosesnya, Enny kemudian menulis novel pertamanya berjudul Sendja Merah di Pelabuhan Djakarta-yang terkesan "kiri"-pada 1965. Lalu dia kabur ke Filipina dan Hong Kong serta tinggal di Seattle, Amerika Serikat, pada April 1967.

Enny disebut-sebut sebagai wartawan yang memulai karier pada masa Jepang. Belajar Steno di Yamataka Agency, lalu ia menjadi salah satu propagandis Heiho dan Keibodan. Pada masa revolusi, dia bekerja sebagai wartawan Republikein, yang mengamati jalannya perang di wilayah Bekasi.

Di Amerika, Enny belajar penulisan kreatif gaya sastrawan dan peraih Hadiah Nobel John Steinbeck. Setelah menemukan irama Steinbeck, dia mencoba menulis untuk beberapa koran terkenal di Amerika. Salah satunya cerita bersambung berjudul Mirror Mirror.

Pada 1974, dia kembali ke Jakarta dan bekerja sebagai copywriter di salah satu perusahaan asing. Setelah itu, dia kembali menulis. Begitulah kisah penulis Enny Arrow yang sebenarnya tak jelas sumbernya. Cerita itu pula yang dikutip Sunardian Wirodono dalam tulisan berjudul Enny Arrow, Pejuang, Pendidik, Generasi Bangsa yang diunggah di blog pribadinya pada Sabtu, 14 November 2015.

 Enny Arrow. youtube.com

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Sunardian, dia mendapatkan cerita itu dari penulis novel misteri Abdullah Harahap. Pada awal 1980-an, ketika sedang menulis tentang perkembangan buku-buku bawah tanah di Jakarta, Sunardian mewawancarai penulis kelahiran 1943 itu. Tapi belakangan Sunardian justru curiga kepada Abdullah. Sebab, selain menceritakan kisah sosok Enny Sukaesih, Abdullah menyebut Enny Arrow sebagai nama samaran seorang penulis laki-laki.

Sunardian kemudian menduga Enny Arrow adalah tokoh ciptaan Abdullah Harahap. Apalagi, menurut Sunardian, Abdullah-yang aktif menulis ketika Enny Arrow booming-juga mempelajari gaya penulisan Steinbeck.

Sunardian mengatakan, pada masa itu, nama samaran ada kemungkinan sering dipakai penulis yang kepepet masalah duit. Sebab honorarium penulis waktu itu kecil, cuma Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Sayangnya kecurigaan Sunardian tak bisa dikonfirmasi lantaran Abdullah Harahap meninggal pada 2015. "Enny Arrow masih gelap sampai sekarang," ucapnya.

TIM TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Novel Enny Arrow Dikategorikan dalam Sastra Erotis?

18 Oktober 2017

Acara diskusi sastra Enny Arrow di Kampus Undip, 31 Agustus lalu. Foto: Dok. KMSI
Mengapa Novel Enny Arrow Dikategorikan dalam Sastra Erotis?

Karya Enny Arrow tak bisa dirujukkan ke arah novel-novel besar karya Vladimir Nabokov atau Giovanni Boccaccio


Enny Arrow, Redup Lantaran Kalah dari Video Porno

18 Oktober 2017

Ilustrasi Novel Enny Arrow. TEMPO/Nurdiansah
Enny Arrow, Redup Lantaran Kalah dari Video Porno

Enny Arrow tak lagi menjadi primadona lantaran perkembangan teknologi telah mendorong adegan-adegan ranjang tampil dalam bentuk yang lebih nyata


Alasan Stensil Mesum Enny Arrow Paling Banyak Diburu

18 Oktober 2017

Ilustrasi Novel Enny Arrow. TEMPO/Nurdiansah
Alasan Stensil Mesum Enny Arrow Paling Banyak Diburu

Ketenaran Enny Arrow sebenarnya tak lepas dari isi tulisan dalam setiap terbitannya


Lapak-Lapak Penjual Stensilan Enny Arrow

18 Oktober 2017

Ilustrasi Novel Enny Arrow. TEMPO/Nurdiansah
Lapak-Lapak Penjual Stensilan Enny Arrow

Pembeli novel Enny Arrow kebanyakan para pemuda. Biasanya mereka pura-pura mencari yang lain dulu, baru akhirnya menanyakan novel Enny Arrow


Mengulik Stensilan Mesum Enny Arrow Era 1980-1990-an

18 Oktober 2017

Novel Enny Arrow. TEMPO/Nurdiansah
Mengulik Stensilan Mesum Enny Arrow Era 1980-1990-an

Kendati popularitasnya tinggi, penulis novel erotis itu hingga kini masih misterius. Siapakah Enny Arrow?