Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eagle Awards Documentary Competition 2017 Usung Tema Pendidikan

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Festival film dokumenter tahunan Eagle Awards Documentary Competition kembali digelar. Ini Eagle Awards mengambil tema Indonesia Cerdas. Hal tersebut diputuskan setelah melihat kondisi yang banyak terjadi saat ini.

“Kita melihat persoalan hari ini persoalan yang berbau ras, perselisihan yang sepertinya berakar di persoalan pendidikan,” jelas Head Development Eagle Institute Tedika Puri Amanda di kawasan Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Oktober 2017.

Teddy mengatakan ia ingin menunjukkan persoalan pendidikan merupakan aspek yang penting untuk memajukan bangsa. Oleh sebab itu ia ingin memotret pendidikan yang terjadi di masing-masing wilayah di Indonesia melalui kacamata dokumenter. “Seperti kearifan lokal, konflik daerah,” jabarnya.

Teddy menambahkan dalam acara ini juga menunjukkan persoalan pendidikan dari sudut pandang kritis dimana pendidikan bukan hanya konteks bangku sekolah dan gedung. “Tapi lebih dari itu. Pendidikan pemberdayaan masyarakat, pendidikan pengelolaan sumber daya, dan pendidikan cara berfikir masyarakat daerah itu.”

Itulah mengapa tema soal pendidikan menurutnya penting diangkat.

 Sosiolog Imam B. Prasodjo yang turut hadir malam itu mengutarakan pendapatnya. “Sekali lagi ini menggambarkan di tengah derap progres yang sekarang terjadi di kota-kota,ada yang tertinggal, ” tuturnya usai menonton film dokumenter.

Ia mengatakan walaupun ada masyarakat yang masih tertinggal tetapi mereka tetap berupaya untuk berjuang dengan segala kemampuan yang mereka punya. “Saya kira film ini mengunggah kita untuk tidak melupakan orang-orang seperti itu yang jumlahnya masih begitu banyak,” kata Imam.

Imam menambahkan kelima film dokumenter yang ditayangkan memiliki nilai-nilai edukatif serta menunjukkan perjuangan orang-orang terbaik di lingkungannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, setiap masyarakat terbaik di masing-masing wilayah perlu mendapatkan perhatian dari lingkungannya. “Karena orang-orang ini bukan orang yang disuruh atau diprogram,” ujar Imam.

Menurut Imam untuk pendidikan di Indonesia, ia memiliki keyakinan bahwa dengan memakai cara konvensional yang mengandalkan birokrasi tidak akan memberikan banyak perubahan.

Cara lebih baik menurut dia adalah lewat mengumpulkan masyarakat terbaik dan diberi fasilitas ke wilayah perbatasan secara bergantian dan melakukan jaringan. “Saya kira Indonesia akan berubah lebih cepat,” tuturnya.

Imam menambahkan hal tersebut merupakan cara yang efektif daripada jalur-jalur birokrasi yang tidak menghasilkan terobosan karena persyaratan yang rumit.

Eagle Awards Documentary Competition 2017 mengambil tema ‘Indonesia Cerdas’ yang menunjukkan lima film dari beberapa wilayah di Indonesia.

Film-film tersebut berjudul ‘Marka’, ‘Andreas, Melawan Realitas’,  ‘Mengeja Belantara’, ‘Mendengar Senyuman’, dan ‘Di atas Genteng’. Dalam kelima film tersebut, Eagle Award menunjukkan kepada penonton keberagaman perspektif dan cara melihat kenyataan yang unik serta konstruktif dunia pendidikan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung dari Jokowi, Ahli Bahasa, Sosiolog UI, dan Profesor Linguistik UGM

24 hari lalu

Ilustrasi mudik menggunakan kereta api. BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung dari Jokowi, Ahli Bahasa, Sosiolog UI, dan Profesor Linguistik UGM

Jokowi pernah beri definisi yang berbeda antara mudik dan pulang kampung saat Pandemi Covid-19. Ini pandangan ahli bahasa dan Profesor Linguistik UGM.


Profil Imam Prasodjo dan Onno W. Purbo, Dua dari 12 Panelis Debat Capres Pamungkas

3 Februari 2024

Imam B. Prasodjo. Dok. TEMPO/Seto Wardhana.
Profil Imam Prasodjo dan Onno W. Purbo, Dua dari 12 Panelis Debat Capres Pamungkas

Debat capres pada 4 Februari 2024 mengikutsertakan 12 akademisi dan praktisi sebagai panelis. Imam Prasodjo dan Onno W. Purbo, dua di antaranya.


Terkini Bisnis: Sri Mulyani Bertemu Aktivis Antikorupsi, Pajak Kekayaan Diklaim Sulit Diterapkan

3 Maret 2023

Viral Moge Dirjen Pajak, Sri Mulyani Minta Suryo Utomo Jelaskan ke Publik Sumber Kekayaannya
Terkini Bisnis: Sri Mulyani Bertemu Aktivis Antikorupsi, Pajak Kekayaan Diklaim Sulit Diterapkan

Berita bisnis terkini. Sri Mulyani bertemu sejumlah aktivis antikorupsi. Pajak Kekayaan diklaim sulit diterapkan di Indonesia.


Imam Prasodjo dan Mimpi Menularkan Kampung Ilmu ke Pelosok Indonesia

31 Oktober 2021

Sosiolog Imam Prasodjo:
Imam Prasodjo dan Mimpi Menularkan Kampung Ilmu ke Pelosok Indonesia

Ketua Pengurus Yayasan Nurani Dunia Imam Prasodjo berharap ada perubahan dalam mengelola pendidikan di Indonesia.


Keterlibatan Tim Pemadam Kebakaran Pertamina Diapreasiasi Anggota DPRD

24 Agustus 2020

Warga menyaksikan petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan di gedung utama Kejaksaan Agung yang terbakar di Jakarta, Ahad, 23 Agustus 2020. ANTARA/Galih Pradipta
Keterlibatan Tim Pemadam Kebakaran Pertamina Diapreasiasi Anggota DPRD

Menurut sosiolog Imam Prasodjo, keterlibatan Tim Pemadam Kebakaran PT Pertamina bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam penanggulangan bencana.


Sosiolog Perkenalkan Tiga Konsep Pertahanan dari Virus Corona

20 Maret 2020

Imam B. Prasodjo. Dok. TEMPO/Seto Wardhana.
Sosiolog Perkenalkan Tiga Konsep Pertahanan dari Virus Corona

Imam juga mengimbau lembaga negara maupun swasta memantau setiap pegawainya untuk memastikan mereka tidak sakit selama wabah virus Corona merebak.


Pansel Saring 13 Kandidat Anggota Tim Penasihat KPK dari 3.256 Pelamar

21 Maret 2017

Sekjen Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Raden Bimo Gunung Abdul Kadir (ketiga kiri) bersama Ketua Panitia Seleksi calon penasihat KPK, Imam Prasodjo (ketiga kanan) dan para anggota Pansel, dari kiri, Busyro Muqoddas, Mahfud Md, Rhenald Kasali dan Saldi Isra menggelar jumpa pers terkait pengumuman dibukanya pendaftaran bagi calon penasihat KPK di Gedung KPK Jakarta, 7 Februari 2017. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pansel Saring 13 Kandidat Anggota Tim Penasihat KPK dari 3.256 Pelamar

Tim Panitia Seleksi Penasihat KPK telah meloloskan 13 nama, yang lalu diseleksi kembali hingga mengerucut nama nama sebagai tim penasihat.


Imam Prasodjo Terpilih Jadi Ketua Pansel Penasihat KPK

30 Januari 2017

Imam B. Prasodjo. Dok. TEMPO/Seto Wardhana.
Imam Prasodjo Terpilih Jadi Ketua Pansel Penasihat KPK

KPK memilih sosiolog Imam Prasodjo sebagai Ketua Panitia Seleksi Pemilihan Penasihat KPK.


Jokowi Mau Kebiri Pelaku Pedofil, Ini Usulan Imam Prasodjo  

22 Oktober 2015

Imam B. Prasodjo. Dok. TEMPO/Seto Wardhana.
Jokowi Mau Kebiri Pelaku Pedofil, Ini Usulan Imam Prasodjo  

Hukuman kebiri bagi pelaku pedofil yang disetujui Presiden Jokowi dinilai tidak komprehensif.


Imam Prasodjo Usul Rekonsiliasi G30S 1965, Ini Syaratnya

30 September 2015

Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah
Imam Prasodjo Usul Rekonsiliasi G30S 1965, Ini Syaratnya

Imam Prasodjo mengatakan rekonsiliasi terhadap korban tragedi
pembantaian anggota dan simpatisan PKI tahun 1965 harus dibentuk secara komprehensif.