TEMPO.CO, Jakarta -Google doodle hari ini mengenang kelahiran salah satu sosok seniman tanah air, Bagong Kussudiardja. Sosok satu ini dikenal sebagai seorang koreografer tari dan juga pelukis, meski kebanyakan orang lebih mengenal sosoknya sebagai seorang pencipta gerak tari.
Majalah Tempo edisi 18 Juni 1977, sempat mengulas bagaimana sosok ayah dari delapan anak ini sempat memamerkan sebanyak 80 buah lukisannya di ruang pameran Taman Ismail Marzuki. Beberapa karya yang dipamerkan di antaranya Pemandangan Tanah Lot Bali, Wonosobo II, Di Belakang Honzon, Gudang-gudang di Pelabuhan, Kuda Lumping, Komposisi Tari, Jejeran Wayang dan Rumah-rumah Tua di Roma. Tak hanya itu, di agenda yang sama, ia pun membawakan Ratu Kidul di Teater Arena.
Bagong dinilai melakukan tari dan lukis dengan semangat yang sama. Kanvas dan gelanggang tari adalah ruang menuang banyak hal baginya. Lewat lukisannya, seniman Putu Wijaya menilai Bagong punya keterampilan teknis untuk menemukan komposisi dramatik.
Ia dinilai peka terhadap kemungkinan cahaya, gruping, sehingga kanvasnya selalu punya disiplin buat menggarap keseimbangan: dari pengerjaan ruang, kadangkala dari warna, ataupun tekstur. Sehingga komposisi dalam setiap kanvas terasa tergarap selesai.
Pada 22 Mei-18 Juni 2017 di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta, pameran bertajuk Sirkuit Bagong Kussudiardja digelar. Ini merupakan pameran tunggal perdananya sejak Bagong Kussudiardja wafat di tahun 2004. Pameran ini pun jadi penanda sebuah ikhtiar untuk mengarsipkan karya-karya Bagong dari tahun 1928-2004.
AISHA SHAIDRA