Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Simpati untuk Hamsad Rangkuti Kumpulkan Rp 114 Juta Donasi

Reporter

Editor

Aisha Shaidra

image-gnews
Rp 114 Juta untuk Hamsad Rangkuti
Rp 114 Juta untuk Hamsad Rangkuti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Malam simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti dan penggalangan dana untuk membantu pengobatannya di Gedung Tempo Jalan Palmerah Barat, Jakarta, tadi malam mengumpulkan sumbangan melalui rekening dan uang tunai Rp 114 juta. “Sumbangan ini kami serahkan ke keluarga,” kata Ketua Panitia, Kurniawan.

Simpati untuk Hamsad Rangkuti ini dihadiri antara lain oleh aktris Jajang C. Noer, Ratna Riantiarno, Sha Ine Febriyanti, CEO GE Indonesia Handry Satriago, dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode Muhammad Syarif. Ada juga Direktur Bumiputera Ana Mustamin, Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Kiki Frederica Sari, sastrawan Eka Budianta, Kurnia Effendi, Damhuri Muhammad, dan Ahmadun Yosi Herfanda.

Penulis Leila S. Chudori membuka acara ini dengan membagi pengalamannya berinteraksi dengan Hamsad, penjaga gawang Majalah Horison. Menurut Leila, Hamsad merupakan sastrawan yang kerap merekam keseharian dan kehidupan masyarakat dalam karyanya.

Leila mengajak membayangkan Jakarta di tahun 1970-an dan 1980-an ketika mesin tik, pos wesel kartu abu-abu, bus PPD, asap rokok, dan seniman bercutbrai berkumpul di Balai Budaya jalan Gereja Theresia 47. Di situ, Majalah Horison berkantor di sebuah sisi yang gelap, apak, dan tanpa jendela.

Menurut Leila, pertemuannya dengan Hamsad merupakan pertemuan seorang penulis muda dengan seorang guru yang mengenalkannya untuk belajar menggunakan kata-kata efisien. “Setiap kata yang tertuang dalam jagat yang kita ciptakan harus memiliki makna dan relevansi,” tutur Leila.

Usai Leila, Kiki Frederica Sari bersama Budi Setyarso, Pemimpin Redaksi Koran Tempo menjadi pembaca cerpen pertama. Mereka membawakan cerpen berjudul “Lagu di Atas Bus”. Dibalut blus berwarna biru, Kiki begitu khusyuk bercerita soal para penumpang di bus yang bergiliran ingin mendengarkan lagu-lagu kesukaan mereka.

Kiki mengaku gugup membacakan cerpen Hamsad. Pengalaman ini, kata dia, membuka jalan baginya mengenal Hamsad lebih dari karyanya. “Saya mencari tahu siapa beliau,” ujar Kiki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sastrawan Eka Budianta menjadi pembaca cerpen kedua dengan membacakan “Pispot”. Disusul Ratna Riantiarno yang sangat bagus bercerita “Lukisan Perkawinan”. Aktris Sha Ine Febrianti berduet dengan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Arif Zulkifli membacakan cerpen Hamsad yang terkenal “Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?”

Ine dan Arif membacakan cerpen ini di atas panggung tanpa berlatih sebelumnya. Hanya saja, melihat ada dua tokoh perempuan dan laki-laki di dalam cerita, Ine berinisiatif memecah naskah agar mudah dibaca dan saling berbalas. “Karya Pak Hamsad merangkum banyak peristiwa menarik. Selalu ada kejutan di setiap karyanya,” kata Ine.

Di tengah acara pembacaan cerpen, Nur Windasari, istri Hamsad hadir dan bercerita tentang sakit suaminya sejak 2010. Menurut Nur, suaminya sakit bermula dari muntaber akibat bak sampah yang dibangun di halaman rumah. Sakit berlanjut, Hamsad tak bisa buang air kecil sehingga perutnya sempat dibor agar bisa kembali lancar buang air. Setahun berikutnya, Hamsad melakukan pemasangan ring di jantungnya.

Kesehatan Hamsad kian menurun akibat stroke pada 2013. Dua tahun kemudian, Nur melanjutkan, kondisi suaminya membaik. Hamsad bisa berjalan barang satu hingga lima meter. Namun kondisi itu tak lama. Enam bulan kemudian, Hamsad terkena penyumbatan darah di otak. “Hanya mukjizat yang bisa menyembuhkan suami saya,” kata Nur terisak.

AISHA SHAIDRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Maestro Cerpen Indonesia Hamsad Rangkuti Meninggal Dunia

26 Agustus 2018

Sastrawan Hamsad Rangkuti menjalani perawatan Ruangan Elang di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok akibat terkena stroke, Sawangan, Depok, 28 Agustus 2017. TEMPO/Irsyan Hasyim
Maestro Cerpen Indonesia Hamsad Rangkuti Meninggal Dunia

Sastrawan Hamsad Rangkuti meninggal pada usia 75 tahun, hari ini, Ahad, 26 Agustus 2018.


Sempat Dioperasi Lagi, Hamsad Rangkuti Belum Sadarkan Diri

18 Mei 2018

Hamsad Rangkuti. [TEMPO/ Novi Katika]
Sempat Dioperasi Lagi, Hamsad Rangkuti Belum Sadarkan Diri

Hamsad Rangkuti masih memerlukan banyak biaya agar proses pengobatan dan penyembuhannya bisa optimal


Livestreaming: #Simpati4Hamsad Galang Dana untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Poster #Simpati4Hamsad
Livestreaming: #Simpati4Hamsad Galang Dana untuk Hamsad Rangkuti

Livestreaming #SIMPATI4HAMSA dari acara pembacaan karya sastrawan Hamsad Rangkuti dan donasi untuk membantu meringankan biaya pengobatannya.


Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo menggelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti di Gedung Tempo, 21 September 2017. TEMPO/Juli Hantoro
Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.