TEMPO.CO, Jakarta -Aktris senior Christine Hakim menilai terdapat fakta-fakta sejarah yang tidak terungkap dalam film Penumpasan Pemberontakan G30SPKI.
"Karena kita tahu film itu kontroversial dan dibuat untuk program propaganda di masa orde baru. Ada juga fakta-fakta sejarah yang tidak terungkap," katanya usai diskusi bertajuk "Setelah Teguh Karya" di Jakarta, Jumat 22 September 2017.
Christine Hakim pun yakin jika film G30SPKI tentang kejadian tahun 1965 itu dibuat kembali dengan data-data sejarah yang lebih kuat dan luas, masyarakat bisa mendapat manfaat yang sangat besar.
"Jadi saya sangat mendukung sekali untuk G30SPKI (dibuat kembali), yang judulnya bisa apa saja, tetapi kejadian saat itu, memang bisa diungkap dari perspektif yang lain sejauh data-datanya bisa dipertanggungjawabkan," kata Christine.
Christine mencontohkan film Kartini karya Sjuman Djaya pada 1982 yang dibuat ulang oleh Hanung Bramantyo dengan judul serupa pada 2017.
"Dan justru dengan di-remake lagi, itu membuat masyarakat bertambah pengetahuannya tentang sejarah karena banyak sekali fakta sejarah yang belum terungkap," ujar Christine Hakim.
Film G30SPKI yang disutradarai Arifin C Noer ini meraih penghargaan untuk skenario terbaik pada tahun 1984. Selain itu, film ini juga meraih Piala Antemas untuk film Indonesia terlaris tahun 1985. Di masa Orde Baru, film ini wajib diputar setiap tanggal 30 September untuk memperingati insiden tahun 1965.
ANTARA