Sutradara Hanung Bramantyo: Perjuangan Kartini Belum Selesai
Editor
Dian Yuliastuti
Kamis, 14 Juli 2016 22:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Hanung Bramantyo prihatin terhadap kondisi perempuan. Ia heran karena peran perempuan, khususnya di Indonesia, masih termarginalkan. Terlebih, kekerasan terhadap perempuan masih sering terjadi.
"Khususnya kekerasan seksual, masih banyak terjadi. Tapi kadang khalayak menyalahkan korban, misalnya karena pakai bajunya enggak benar dan lainnya," ujar Hanung saat konferensi pers film Kartini di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Juli 2016.
Dengan demikian, ia berpendapat, seolah dari dulu perempuan dan tubuhnya selalu dipisahkan. "Perempuan seperti melihat tubuhnya bukan miliknya sendiri, tapi milik orang lain, budaya, dan agama," ujar pria kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975, ini.
Ayah dari Bhumi, Kana, Kala, dan Bhai itu menilai, pandangan ini sangat tidak adil bagi perempuan. Hal tersebut mengingatkannya pada sosok Kartini yang memperjuangkan kaumnya pada masa itu. “Jika perempuan masih dipandang rendah dan perannya dimarginalkan, perjuangan Kartini belum selesai.”
Dia mencontohkan bagaimana perempuan harus berjuang untuk dirinya sendiri lewat sosok aktris Christine Hakim dan Dian Sastro. Sebagai perempuan, keduanya memiliki nama yang besar. "Mungkinkah mereka bisa jadi mereka tanpa embel-embel selebriti?" katanya. "Kalau Hanung (laki-laki) bisa tetap jadi Hanung," ucapnya.
"Kalau saya bisa pulang dengan selamat walaupun jam dua malam. Tapi apakah perempuan bisa selamat? Kalaupun selamat, apakah mereka akan selamat dari judgment?" ucapnya.
DINI TEJA