TEMPO.CO, Yogyakarta - Teater Garasi atau Garasi Performance Institute mendokumentasikan 20 tahun perjalanannya dalam sebuah buku berjudul Bertukar Tangkap dengan Lepas; Sesilangan dan Lintasan 20 Tahun Teater Garasi dalam Esai. Buku ini akan didiskusikan pada akhir Januari 2015 di Yogyakarta. (Baca: Pentas Teater Partisipasif pada Era Media)
Buku yang diterbitkan Desember 2014 ini mengulas proses penciptaan karya seniman Teater Garasi selama 20 tahun. Setidaknya ada 14 tulisan seniman yang berhimpun dalam Teater Garasi maupun pengamat seni budaya di luar Teater Garasi.
"Buku ini mengulas refleksi dan kritik tentang kerja-kerja seni yang sudah maupun yang seharusnya dilakukan Teater Garasi," kata Associate Artistic Director Teater Garasi Gunawan Maryanto, Senin, 5 Januari 2014. (Baca: Tiga Perupa Diganjar Young Artist Award Art Jog 2014)
Menurut dia, kegiatan seni oleh Teater Garasi merupakan upaya untuk mengembangkan seni pertunjukan di Indonesia. Sejumlah penulis yang terlibat dalam pembuatan buku itu di antaranya Barbara Hatley yang menulis "Teater dan Bangsa, Dulu dan Sekarang"; Gunawan Maryanto: "Repertoar Hujan; Sebuah Ingatan"; dan Alia Swastika menulis "Teater Garasi Dua Dasawarsa: Pandangan Politik Kaum Muda".
Wicaksono Adi menulis "Fragmen, Parade Bentuk, Referensi"; Yudi Ahmad Tajudin bercerita ihwal "Kisah-kisah Perayaan Bersama dalam Tubuh Ketiga"; Jennifer Lindsay dengan tulisan "Ruang-ruang Ketiga"; Marco Kusumawijaya menulis "Mempertunjukkan Kota"; dan Goenawan Mohamad menulis "Catatan Kecil tentang Teater".
Gunawan Maryanto menyatakan Teater Garasi mengumpulkan tulisan untuk dibuat menjadi buku sejak tahun 2013. Ia menyumbang tulisan "Repertoar Hujan; Sebuah Ingatan". Tulisan ini bercerita tentang proses kreatif Gunawan Maryanto dalam menghasilkan karya seni teater itu.
Misalnya, bagaimana ia memberi judul repertoar tentang seorang lelaki yang demikian mencintai hujan. Ada pula pertunjukan repertoar hujan di sejumlah tempat. "Setidaknya saya perlu 1-2 bulan untuk menyusun tulisan dalam buku itu," katanya.
Manajer Program Teater Garasi Lusia Neti Cahyani mengatakan peluncuran buku itu sebagai upaya menghidupkan jejak kerja 20 tahun Teater Garasi. "'Bertukar Tangkap dengan Lepas', bagian dari judul ini, dipinjam dari penyair Amir Hamzah," katanya.
Teater Garasi selama ini mendalami bidang multi-disiplin seni, diantaranya seni rupa, sastra, akting, gerak, dan musik. Pementasan Teater Garasi selalu bersinggungan dengan isu sosial, politik, dan kebudayaan di tingkat lokal maupun global. Seniman Teater Garasi banyak pentas di sejumlah negara sejak awal 2000-an. Teater ini berusia 20 tahun pada 4 Desember 2013.
Teater Garasi berdiri di Yogyakarta, 4 Desember 1993. Mereka yang bergiat dalam teater kontemporer ini antara lain Yudi Ahmad Tajudin, Gunawan Maryanto, Jompet Kuswidananto, Ugoran Prasad, dan Naomi Srikandi. Teater ini berawal dari lembaga mahasiswa di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
SHINTA MAHARANI
Baca berita lainnya:
Bos Air Asia: Headline Media Malaysia Ngawur
Ribut Rute AirAsia, Menteri Jonan di Atas Angin?
Jonan Bekukan Rute AirAsia, Ada Tiga Keanehan
Adian Napitupulu: Wiranto Danai 'Di Balik 98'?
Tragedi Air Asia, 41 Korban Jemaat dari Satu Gereja
Berita terkait
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus
16 Oktober 2023
Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaMinat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan
4 September 2023
Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMarcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film
30 Agustus 2023
Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal
Baca SelengkapnyaFestival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan
4 Oktober 2022
Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan
18 Juni 2022
Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNgabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu
15 April 2022
Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.
Baca SelengkapnyaHari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak
27 Maret 2021
27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.
Baca Selengkapnya27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia
27 Maret 2021
Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.
Baca SelengkapnyaFestival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring
18 Maret 2021
Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaAkhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube
3 Juli 2020
Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.
Baca Selengkapnya