Perupa Pupuk Akan Pamerkan Instalasi Boneka  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 4 Agustus 2014 20:00 WIB

Pameran seni rupa "Membatalkan Keperempuan" karya 11 seniman perempuan dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret di Sangkring Art Studio, Nitiprayan, kabupaten Bantul. TEMPO/Pito Agustin

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perupa Pupuk Daru Purnomo akan menampilkan empat seri karyanya dalam pameran tunggal berjudul "Pupuk DP, Me, Myself and Eye" di Galeri Nasional, Jakarta, 13 Agustus-25 Agustus. Karya seni yang Pupuk pamerkan, di antaranya, seni instalasi seri etalase boneka, seri kematian, maestro meeting, dan seven and sacrifice.

Selain karya instalasi, pameran yang dikurasi Jim Supangkat ini juga memamerkan karya patung dan lukisan. “Pameran ini menggambarkan introspeksi diri saya dan keluarga,” kata Pupuk, Senin, 4 Agustus 2014.

Karya Pupuk yang semuanya berukuran besar kaya metafoar. Untuk seni instalasi boneka, Pupuk menyajikan delapan judul karya. Dalam karya berjudul "Keseimbangan (Balance)" berukuran 116 X 231 sentimeter, Pupuk menggambarkan dua pasang boneka manusia yang berdiri di atas kayu yang mirip dengan jungkat-jungkit. Ia juga menampilkan narasi dalam karya instalasi itu, antara lain "privaci", "pray", "konflik’s", "eat", "komitmen", "love", dan "balance". Karya ini Pupuk ciptakan pada 2013.

Ada juga boneka instalasi pada karya berjudul "Berdamai dengan Seni (Come to Terms with Art)". Dua pasang boneka itu dipasang menggantung pada kotak kayu. Sejumlah buku terpajang di bawah boneka menggantung.

Pupuk sebelumnya pernah memamerkan 30 karya dalam pameran seni rupa berjudul "Meta/ Mata Seniman Pupuk Daru Purnomo" di Sangkring Art Space Yogyakarta, 26 Oktober – 8 November 2013. Karyanya berupa lukisan dan patung, antara lain berjudul "Imajinasi Seksual (perempuan) " dan "Imajinasi Seksual (pria)". Sejumlah karya yang pernah dipamerkan di Sangkring Art juga akan dipajang di Galeri Nasional.

Seniman yang pernah berpameran di National University of Singapore Museum ini pernah mengalami gangguan penglihatan pada 2009-2012. Penglihatannya ganda, sehingga membuat jiwanya terguncang. Toh, pada saat itu dia terus berkarya.

Ketika mematung, ia mengandalkan indera peraba untuk mengatasi persoalan penglihatannya. Ide membuat karya, kata Pupuk, justru menumpuk dari penglihatannya yang bermasalah. “Saya tetap melukis dan membuat patung semampu saya,” katanya.

Alumnus Jurusan Seni Lukis Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini mengatakan gangguan kesehatan itu mendorongnya untuk mengadakan pameran tunggal. Ia menyebut karya pada pameran ini tidak ramah pasar. Padahal ongkos produksi karyanya membengkak. “Saya ingin merayakan keberhasilan melewati cobaan hidup,” katanya.




SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

9 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

12 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

49 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

53 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

57 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya