Ketua panitia Kalamonolog II, Anggi Purnamasari Aktor, mengungkapkan, sembilan peserta itu wajib membawakan salah satu dari empat naskah yang disediakan, yakni karya Putu Wijaya dengan judul Poligami dan Demokrasi, naskah karya Nano Riantiarno berjudul Cermin dan Tolong. “Mereka wajib membawakan naskah tersebut, “ ujar Anggi, Minggu (1/8). Pertunjukan kompetisi dimulai pukul 19.00 hingga pukul 23.00 waktu setempat.
Menurutnya, gelar kompetisi bertujuan untuk mencari aktor teater berbakat yang ada Sulsel, khususnya di Makassar dan untuk mempertahankan eksistensi teater Makassar. Kesembilan orang peserta itu adalah Hikmah (Komunitas Seni Stupa), Nurul Inayah (Lentera FBS UNM), Ramadhany Anastasia (Komunitas Seni Stupa), Sarsil Martin (UIN Alauddin Makassar), Ade Putra Wansa (Teater Satu Mei STMIK Handayani), Haryono HR (Sanggar Kassa Universitas Muhammadiyah Makassar), Andi Hendra Bahar (Terkam UNM), Wahyu Nursanti (Teater Titik Dua UNM), dan Sylvia Risky (UKM Spasi Unhas).
Juri dari kompetisi monolog ini adalah aktor senior Sanggar Merah Putih Sulawesi Selatan, Arman Dewarti, Ram Prapanca, dan Shinta Febriany. “Kompetisi ini untuk memperebutkan gelar aktor terbaik, sertifikat dan piala, “ ujar Anggi. Ditambahkan Kalamonolog 2009 diraih oleh Salmiah dari Komunitas Seni Stupa Universitas Negeri Makassar.
Selain penampilan kesembilan peserta, pada malam penutupan kompetisi, Kala Teater mempersembahkan pertunjukan monolog aktor terbaik Sulsel Luna Vidia . “Luna tampil khusus pada malam terakhir, “ ujarnya.
ABD AZIS